Tatkala dunia Barat menurun setelah Imperium Romawi runtuh, sebuah peradaban baru—peradaban Arab-Muslim—muncul di Timur, mencapai puncak awalnya di Baghdad di bawah Harun ar-Rasyid, khalifah legendaris negeri Seribu Satu Malam, yang kekuasaanya di dunia nyata semegah kisahnya dalam cerita fiksi.
Ketika Harun berkuasa, Islam membentang dari Samudra Atlantik ke China, dan imperium Muslim merupakan kekuasaan terkuat dan terbesar. Meski Islam menyebar terutama melalui perang, kaum Muslim mencapai prestasi budaya amat besar—hingga berabad-abad berikutnya, peradaban Arab-Muslim memberi dampak “abadi” terhadap Barat dalam astronomi, geometri, aljabar, obat-obatan, kimia, dan ilmu pengetahuan lainnya. Dari teknik, fashion, hingga persenjataan, pengaruh Arab-Muslim membentuk dunia Barat, begitu pula bidang hukum, musik, dan sastra.
Dalam buku memikat ini, Benson Bobrick menceritakan kenaikan Harun ar-Rasyid ke tampuk kekuasaan, juga keagungan dan pengaruhnya yang luas. Perseteruan berabad-abad antara bangsa Arab dan Byzantium pun tak luput dari penuturan. Bahkan, melemah hingga jatuhnya kekhalifahan Baghdad akibat friksi internal keluarga istana terkisahkan pula secara dramatis. Dan, buku ini begitu terang merekam zaman keemasan Islam beserta kontribusi permanennya bagi peradaban yang terus terasa sampai kini.
“Bacaan luar biasa! Bobrick dengan adil menggambarkan sebuah arus budaya yang membuat Baghdad begitu penting dalam sejarah dunia. Buku ini … mengingatkan kita pada setiap halaman bahwa sejarah manusia hanyalah era itu.
- Colin Wells, penulis Sailing from Byzantium
“Bobrick telah membaca secara luas berbagai sumber abad ke-19 hingga abad ke-21 untuk melukiskan potret yang sangat kaya tentang suatu era yang begitu penting bagi peradaban dunia."
- Library Journal
"Gambaran segar dan baru tentang pergolakan Timur Tengah dan Eropa selama abad ke-8.”
- Kirkus Reviews