IR. EMIL MUSA baru ditinggal mati istrinya beberapa bulan yang lalu, tetapi dia sudah giat melancarkan jurus-jurusnya untuk memenangkan hati Julia Takra, kakak mendiang istrinya yang sudah menjanda.
Rencananya untuk menikahi Julia Takra ini mendapat tentangan hebat dari Melani, anaknya yang remaja. Dan ketenteraman pun meledak. Rumah tangganya yang tadinya tenang-tenang, tiba-tiba berubah menjadi medan yang tegang.
Lalu suatu petang dia mati. Kapten Polisi Kosasih yang segera datang ke TKP, mendapati korban menggeletak di lantai kamarnya dengan lima luka tusukan di tubuhnya. Julia Takra mengatakan korban bunuh diri. Tetapi kemudian pisau yang ditemukan di lantai di sisi mayat korban, ternyata bukan senjata fatalnya. Siapa yang meletakkan pisau itu di sana, dan di mana senjata fatalnya? Jelas korban tidak mati bunuh diri.
Kapten Polisi Kosasih dan sahabatnya Gozali kemudian mendapatkan petunjuk bahwa mayat korban pernah dipindahkan. Mereka begitu yakin mereka telah mendapatkan si pembunuh.
Berawal dari menerjemahkan novel-novel Agatha Christie, S.MAra Gd mulai menulis novel pertamanya, Misteri Dian yang Padam. Pada tahun 1984 (diterbitkan tahun 1985). Tokoh yang diciptakannya adalah seorang kapten polisi bernama Kosasih dan sahabatnya yang punya latar belakang hitam, Gozali. Sejak itu novel-novel tentang petualangan dua serangkai, Kosasih dan Gozali, dalam melacak para kriminal mengalir terus. S. Mara Gd memadukan logika dan humor dalam bahasa sehari-hari yang menarik, di sana-sini diwarnai oleh dialog Suroboyo-an. Lokasi ceritanya umumnya mengambil tempat di Surabaya dan sekitarnya.Email: smaragd84@yahoo.com