Gozali tepekur memandangi perempuan yang terbaring di atas meja otopsi. Tujuh hari yang lalu ia masih berbicara dengannya—seorang perempuan yang tampaknya cerdik dan sehat—dan sekarang perempuan itu terbaring kaku dengan bekas cekikan di lehernya.
Kurang dari tiga minggu yang lalu, calon suami perempuan ini juga meninggal tanpa sebab-sebab yang jelas. Sekarang perempuan ini! Apakah kedua kematian ini hanya suatu kebetulan? Atau ada kaitannya?
Di lemari perempuan yang mati ini ditemukan banyak perhiasan yang nilainya jauh di luar jangkauan penghasilannya sebagai penjahit. Lalu dari mana sumber uangnya? Pemerasan mungkin merupakan dugaan yang masuk akal—tetapi siapa yang diperasnya dan mengapa?
Kapten Polisi Kosasih dan Gozali harus memutar otak. Ternyata bukan hanya satu orang saja yang mempunyai rahasia hitam dalam hidupnya. Jadi, siapa yang membunuhnya?
Di kamar tempat perempuan itu ditemukan, tidak ada petunjuk apa-apa yang istimewa. Semuanya hanyalah benda-benda biasa yang tidak berarti. Barulah setelah Gozali mendengar keluhan seorang ibu rumah tangga, maka kedua gelas kembar yang ditemukan dalam kamar tersebut menjadi petunjuk yang paling berharga.
Berawal dari menerjemahkan novel-novel Agatha Christie, S.MAra Gd mulai menulis novel pertamanya, Misteri Dian yang Padam. Pada tahun 1984 (diterbitkan tahun 1985). Tokoh yang diciptakannya adalah seorang kapten polisi bernama Kosasih dan sahabatnya yang punya latar belakang hitam, Gozali. Sejak itu novel-novel tentang petualangan dua serangkai, Kosasih dan Gozali, dalam melacak para kriminal mengalir terus. S. Mara Gd memadukan logika dan humor dalam bahasa sehari-hari yang menarik, di sana-sini diwarnai oleh dialog Suroboyo-an. Lokasi ceritanya umumnya mengambil tempat di Surabaya dan sekitarnya.Email: smaragd84@yahoo.com