Tak ada yang kekal dalam dunia ini. Namun, perempuan itu percaya, kenangannya akan tetap hidup, dan ia akan terus melangkah ke depan dengan berani.
Ini adalah kisah tentang orang favoritku di dunia.
Dia yang penuh tawa. Dia yang tangannya sekasar serat kayu, tetapi memiliki sentuhan sehangat sinar matahari. Dia yang merupakan perpaduan aroma sengatan matahari dan embun pagi. Dia yang mengenalkanku pada dongeng-dongeng sebelum tidur setiap malam. Dia yang pada akhirnya membuatku tersadar, tidak semua dongeng berakhir bahagia.
Ini juga kisah aku dengan anak lelaki yang bermain tetris di bawah ranjang. Dia yang ke mana-mana membawa kamera polaroid, menangkap tawa di antara kesedihan yang muram. Dia yang terpaksa melepaskan mimpinya, tetapi masih berani untuk memiliki harapan….
Keduanya menyadarkanku bahwa hidup adalah sebuah hak yang istimewa. Bahwa kita perlu menjalaninya sebaik mungkin meski harapan hampir padam.
Tidak semua dongeng berakhir bahagia. Namun, barangkali kita memang harus cukup berani memilih; bagaimana akhir yang kita ingini. Dan, percaya bahwa akhir bahagia memang ada meskipun tidak seperti yang kita duga.
Penulis muda berusia 22 tahun yang memulai karir sebagai jurnalis part-time di beberapa majalah dan media elektronik, juga sering mengirimkan karya tulis ke berbagai media. Saat ini bekerja sebagai seorang fashion contributor di situs fashion Indonesia Fasity.com, juga aktif di situs penulisan Kemudian.com.
Sangat menyentuh dan mengharukan. Dengan magical khas Winna dalam tiap diksinya, memikat serta menjerat saya untuk terus membaca, menangkap saya untuk menangis bersama para tokohnya. Kisah tentang keluarga yang begitu hangat.