Bila Malam Bertambaft Malam mengisahkan kesetiaan urttuk memelihara cinta yang berbenturan dengan keangkuhan tatanan sosial' yang membeda-badakan manusia. Kisahnya berlangsung di Tabanan, Bali, di sekitar kehidupan Gusti Biang, bangsawan tua sisa-sisa feodalisme Bali. Gusti Biang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan perbedaan kasta. Tapi puteranya, Ratu Ngurah, jatuh cinta kepada Nyoman Niti, bedinde Gusti Biang yang menyddari kemerdekaannya sebagai pribadi.
Guncangan pun tak terhindarkan akibat perbenturan antara nilai-nilai lama yang telah melapuk dan nilai-nilai baru yang hendak mekar. Dan kuncinya ada di tangan Wayan, veteran perang kemerdekaan dan kawan, seperjuangan. I Gusti Ngurah Rai yang gugur dalam Perang Puputan, yang selama bertahun-tahun setia meng-abdi pada keluarga Gusti Biang. Siapakah Ratu Ngurah sebenarnya? Sejauh mana ia dan ibonya bisa mengakui ken yataan yang dibeberkan Wayan?
Putu Wijaya dilahirkan di Tabanan, Bali, 11 April 1944.
Karya-karya dramawan dan penulis cerita pendek paling produktif di Indonesia yang atas undangan Fulbright pernah mengajar di Amerika Serikat antara 1985-89 antara lain:
Telegram (1972; novel yang memenangkan hadiah Sayembara Mengarang Roman DKJ 1971),
Stasiun (1977; novel pemenang hadiah Sayembara Mengarang Roman DKJ 1971),
Dar-Der-Dor (1996),
Aus (1996),
Zigzag (1996),
Tidak (1999).
Sejumlah karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Rusia, Perancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand. Pada tahun 1991, atas prestasi dan pencapaiannya dalam bidang kebudayaan, ia menerima Anugerah Seni dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.