Buku ini menyoroti dan menguak tirai misteri struktur dan fungsi otak yang amat kompleks, dengan menggunakan ungkapan yang mudah dicerna. Ia bahkan diperkaya dengan kajian metafisik di balik tirai struktural dan fungsional otak.
--Prof. dr. Soejono Aswin, Ph. D.
Guru Besar Anatomi, Embriologi, dan Antropologi Fakultas Kedokteran UGM
Buku ini adalah kacamata tembus pandang: sebelah kiri terbuat dari sains kedokteran dan sebelah kanan dari agama. Hanya kacamata jenis inilah yang dapat mempelajari manusia secara utuh. Apalagi memaparkan "pusat manusia", yakni otak fungsionalnya .... Pantas dibaca siapa saja yang percaya pada kekuatan-dahsyat manusia.
--Prof. dr. J.W. Siagian
Guru Besar Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado
Selama ini kita lebih suka memakai otak rasional untuk berpikir dan melupakan otak intuitif dan otak spiritual. Buku ini dapat memberikan pencerahan tentang pengoptimalan seluruh kemampuan otak. Diharapkan buku ini dapat membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.
--Prof. Ishak Pulukadang
Guru Besar Ilmu Politik
Universitas Sam Ratulangi, Manado
Buku ini berhasil menyajikan temuan dan riset ilmiah kontemporer di bidang psikoneurologi dengan bahasa yang ringan dan enak dibaca. Dengan latar belakang dokter serta mahasiswa pascasarjana di bidang ilmu kedokteran dan agama, Taufiq Pasiak berupaya mempertemukan hasil kajian deduktif berdasarkan Al-Quran dan kajian induktif yang berkembang dalam ilmu kedokteran. Ia juga memperkaya analisisnya itu dengan literatur filsafat dan psikologi sehingga buku ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan buku-buku yang sudah ada.
Praktisi pendidikan dan orangtua perlu sekali memahami tema ini untuk mengantarkan terbentuknya generasi baru yang cerdas, humanis, dan religius.
--Prof. Dr. Komarudin Hidayat
Guru Besar Filsafat Agama
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Lahir di Manado, 29 Januari 1970. Ia menyelesaikan pendidikan dokter pada Fakultas Kedoteran Universitas Sam Ratulangi Manado pada tahun 1996. Taufiq sempat bertugas sebagai dokter PTT di Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa selama tiga tahun, dan berpraktik sebagai dokter selama enam tahun.Pendidikan Pascasarjana ditempuh di dua tempat yang berbeda dan dua disiplin ilmu yang secara diametral berbeda 180 derajat. Tahun 2001, Taufiq memasuki Program Pascasarjana di IAIN Alaudin Makasar dan memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) pada tahun 2003. Tahun 2002, ia memasuki Program Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan minat utama pada neuroanatomi (neurosains), suatu disiplin yang mempelajari sistem saraf dan sedang menjadi tren dalam ilmu-imu biologi dan psikologi tentang manusia. Di UGM, Taufiq mendapat bimbingan dari Prof. dr. H. Sudjono Aswin, Pf.D, seorang guru besar dalam neurosains dan sedang menjadi Ketua Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia. Taufiq juga sempat mendapat kuliah dari Prof. dr. Teuku Jacob, MD, Ph.D., seorang guru besar antropologi ragawi dengan reputasi internasional.