Kuangkat tutup peti mati itu, dan apa yang kulihat membuat jiwaku menggigil oleh rasa takut. Count itu terbaring di situ, tapi ia seperti telah mendapatkan kembali separo masa mudanya, karena rambut dan kumisnya yang sudah putih berubah menjadi kelabu kehitaman. Bibirnya berlumuran darah segar yang menetes dari sudut-sudut mulutnya, dan mengalir ke dagu dan lehernya. Makhluk mengerikan itu boleh dikatakan memuntahkan darah. Ia terbaring bagaikan seekor lintah yang keletihan karena kekenyangan. Senyum mengejek yang terbayang di wajahnya yang membengkak itu membuatku amat marah. Inilah makhluk yang sedang kubantu kepindahannya ke London, ke tempat selama berabad-abad yang akan datang ia akan memangsa orang-orang tak berdaya. Kusambar sebuah sekop, lalu kuhantamkan mata sekop ke wajah menjijikkan itu. Waktu itu kulakukan, kepala makhluk itu berpaling dan matanya mengarah tepat kepadaku, membelalak dengan sangat mengerikan. Aku terpaku. Sekop itu terlepas dari tanganku. Yang terakhir kulihat adalah wajah yang bengkak, berlumuran darah, dan dihiasi senyum jahat yang agaknya akan tetap dibawanya sampai ke neraka jahanam.
Abraham "Bram" Stoker dilahirkan di dekat Dublin pada tanggal 8 November 1847. Ia bermimpi menjadi penulis sejak masih sangat muda, ketika berbaring di ranjang karena penyakit aneh yang sulit dikenali. Karena merasa harus mengalah pada keinginan orangtuanya, selama delapan tahun ia berkarier sebagai pegawai negeri. Namun ia terus menulis, mulai dari kisah fantasi impian sampai ulasan drama panggung. Ia juga masih punya waktu sebagai kritikus teater, editor, dan menulis resensi tentang rujukan teater. Henry Irving, aktor panggung terkenal, membawanya masuk lebih jauh ke dunia teater, sebagai manajer aktor di London`s Lyceum Theater. Novel lengkapnya yang pertama, The Snake`s Pass, terbit tahun 1890, tahun saat ia memulai riset tentang karya akbarnya, Dracula. Diluncurkan ke tengah pembaca bebarapa tahun kemudian, cerita dengan tema luar biasa ini mengangkat tokoh utamanya yang haus darah, Count Dracula, ke arah kemasyhuran ...dan terus bertambah populer bahkan sampai satu abad kemudian.