Membaca buku karya Pak Munif, mengingatkan sya pada buku 'Totto chan, Gadis Kecil di Jendela', kisah nyata yang dialami gadis kecil yang hiperaktif dan kreatif berhasil melejit potensinya di sekolah yang memang me-manusiakan, bersetting sebelum-sampai perang dunia kedua berlangsung.
Sekolahnya Manusia, menekankan bahwa tiap anak adalah cerdas dan mampu menjadi sang juara termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Kecerdasan tiap anak itu unik, peran besar ada di tangan orang tua, guru dan lingkungan terdekat untuk mampu memahami dan melejitkan potensinya.
Multiple Intelligence bukanlah sebuah kurikulum namun lebih tepatnya adalah strategi mengajar.. Di SD dan SM yang diasuh oleh Bapak Munif Chatib, penerpannya berupa penyesuaian gaya belajar anak dengan gaya mengajar guru. Aktivitas belajar-mengajar bukankah salah satu bentuk komunikasi? Dimana tujuannya adalah tersampaikannya pesan, so menjadi kewajaran bahkan keharusan untuk mampu menjembatani kegiatan belajar mengajar menyenangkan dan mudah dipahami.. Nah, disinilah peran Multiple Intelligence(MI)..
Salah satu pernyataan dari guru yang mengajar di sekolah yang menerapkan MI, bahwa mengajar di jam pertama maupun jam terakhir sama menyenangkan dan bersemangatnya..
Membaca buku ini, menjadi salah satu referensi untuk membuat suasana belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan untuk guru dan murid.. :).. Harapannya potensi dari anak-anak negeri mampu melejit dan membawa perubahan yang signifikan dalam kemajuan
... Baca Selengkapnya