Mana yang harus dipilih: bebas berbicara atau sehat berbicara? Dalam tata pergaulan mondial dewasa ini, pilihan itu tentu menyulitkan. Padahal, demi mondialisme, sebuah perusahaan dituntut harus mampu memelihara iklim komunikasi adabnya. Jika tuntutan terpenuhi, selain terbukti bahwa perusahaan itu memiliki kultur yang baik, juga sekaligus tercermin bahwa pimpinannya adalah orang-orang bijak yang patut diteladani. Implikasinya, seluruh warga perusahaan itut pun merupakan pribadi yang sehat, sejahtera, dan sentosa.
Melalui uraian yang segar dan pragmatik, buku ini mengantar anda memasuki persoalan komunikasi adab sebagai anasir pembangun kultur perusahaan. Ditulis dalam semangat empirisme, buku ini hendak menyentuh kesadaran siapa pun bahwa tanpa memahami budaya matilah kita sebagai profesional. Ya, buat apa punya harta, pangkat, dan takhta tanpa punya rasa budaya? Karena itu, buku ini tidak hanya bermanfaat bagi praktisi bisnis dan mahasiswa, tapi juga bagi pendidik, politikus, praktisi public relations, jurnalis, praktisi marketing, atau siapa pun yang mengaku mencintai hidup ini.
Drs. Wahyu Wibowo, M.M., lahir di kampung Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, 8 Maret 1957. Sarjana Sastra ini, yang kemudian melanjutkan studi pascasarjananya dalam bidang Manajemen SDM, sudah giat menulis sejak duduk di bangku SMP (1972). Tulisan lepasnya, dalam pelbagai bentuk, hingga kini bertebaran di perbagai media massa cetak. Minatnya dalam organisasi, kesenian, dan jurnalistik tumbuh subur selama menjadi mahasiswa FSUI kampus Rawamangun (1976-1984). Ia turut mendirikan wadah mahasiswa pecinta puisi `Sanggar Seloka` (1976). Sebagai aktifis, ia mendukung demo mahasiswa UI (1982).Sebagai penyair, ia dikelompokkan sebaga Sastrawan Indonesia Angkatan 2000. Sebagai Kritikus, ia membidani `Aliran Kritik Sastra Sawo Manila` (1987). Sebagai jurnalis, ia anggota PWI Jaya (sejak 1977). Kini, sambil tetap menjadi kuli tinta, Wahyu Wibowo adalah staf pengajar STIE IBII. Selain itu, ia juga deklarator For-Sikap (forum Studi Kebijakan Pemerintah) dan direktur Depok Consulting Media.