Si jelek kulit gosong rambut kribo! Itu julukan kesukaan Ruby pada Ivory. Violet lalu membeo dengan suka ria. Memori pahit masa kanak-kanak Ivory bersama saudari-saudarinya menggores luka yang telanjur menjadi parut berbuah obsesi. Obsesi untuk menjadi gadis lain yang tampak begitu sempurna di matanya. Obsesi untuk membuktikan diri pada saudari-saudarinya. Obsesi yang ternyata balik membelit dan mencekiknya hidup-hidup.
Obsesi yang berbuntut pengkhianatan dan permainan licik yang licin. Bagaimana cara Ivory meloloskan diri dari obsesi yang kian ganas mengejarnya? "Bacaan segar - menarik - nggak bisa berhenti baca di tengah-tengah ceritanya bikin kita belajar untuk memahami bahwa kita harus bersyukur..." --Anna Katharina, konsultan hukum "Waks, sekali baca dari awal, gw langsung gak bisa berhenti ampe akhir halaman, saking penasarannya pengen tau ending-nya." --Yenny Leslie, penulis kamus Gaul Hyuk dan Gokilmom
Ibu muda dari Bandung ini memang hobby menulis sejak kecil. Katanya cuma punya 2 cita-cita dari SD, yaitu jadi novelis dan fashion designer.
Hobby lain dari lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Parahyangan Bandung ini adalah: nulis/berkhayal/berimajinasi, nonton, fashion, bahasa inggris, ngobrol.
"Devil In Me itu naskah serius yang iseng-iseng ditulis sebelum resign kerja dan memutuskan untuk jadi a full time mother. Gak sangka diterima oleh penerbit GagasMedia. Setelah itu keterusan nulis sampe sekarang deh... "