Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar adalah buku kedua dari "Dwi Tunggal" karya Kwik Kian Gie. Sistem politik dan perekonomian di Indonesia diambang keterpurukan. Hutang-hutang luar negeri yang begitu banyak hingga Dana Monoter Internasional (IMF) memberikan pinjamannya, harga-harga kebutuhan pokok, dan bahan bakar minyak mentah dunia melonjak pesat. Apa yang akan terjadi terhadap Ekonomi Politik di Indonesia.Buku ini berisikan tiga bab. Yang ditulis dan diperkuat dengan data, argumen yang cerdas, bahkan gaya bahasa yang mudah dipahami dari semua persoalan yang sangat sulit. Sebagaimana dengan buku pertamanya "Pikiran yang Terkorupsi", buku ini patut dibaca oleh semua kalangan yang peduli terhadap masalah ekonomi dan politik di Indonesia.
Pengamat ekonomi kelahiran Juwana, Jawa Tengah, 11 Januari 1935, menjalani pendidikannya di SMA Bagian G (1955); Fakultas Ekonomi UI, Jakarta (1956 tingkat persiapan); dan Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Negeri Belanda (1963). Ia mengawali kariernya sebagai Staf lokal KBRI di Den Haag (1963-1964). Ia juga aktif di bidang organisasi dan pendidikan, antara lain sebagai Bendahara Yayasan Trisakti; Bendahara Yayasan Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia Pusat(Yapptis-pusat); Sekretaris Badan Kerja Harian Yayasan Prasetya Mulya; Ketua Bidang Ekonomi Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa Pusat (Bakom PKB Pusat); Kolumnis masalah ekonomi dan manajemen.