Menunaikan ibadah haji sebagai Rukun Islam kelima adalah dambaan segenap umat Islam. Ibadah haji diyakini merupakan panggilan Allah Subhana Wa Taala. Ibadah haji adalah momen yang tepat untuk melatih kesabaran, meningkatkan keimanan, bertobat, sekaligus untuk merasakan langsung kedekatan dengan Sang Maha Pencipta. Dalam buku ini penulis melukiskan dengan sangat baik pengalaman batin para jemaah haji saat menjadi tamu Tuhan di Baitullah. Pengalaman batin itu termasuk rahasia dibalik rasa haru yang ajaib, yang tiba-tiba saja dapat muncul dalam diri setiap jemaah saat berada dekat Ka'bah, memandang Jabal ar-Rahmah, atau saat mengunjungi makam Rasulullah di Madinah. Dari pengalamannya sebagai pemandu jemaah haji, penulis juga dapat melihat bahwa ibadah haji bukan sekadar sebuah fenomena religius-spiritual. Ritus haji di Baitullah juga memiliki dimensi sosial. Kecuali haji tradisional, menurutnya, juga ada haji-haji jenis lain, termasuk haji turistik dan haji plus, yakni kaum kelas menengah yang pergi ke Tanah Suci lebih untuk memburu prestise dan meningkatkan status sosial.