Di era global warming ini, jatuh cinta dan pacaran telah menjadi lifestyle yang sangat lumrah di kalangan remaja Islam. Memang pada prinsipnya, cinta adalah fitrah manusia. Salah satu bentuk ekspresinya adalah pacaran. Namun, fitrah itu kini tampil sangat mengerikan lantaran ekspresi cinta telah ditingkahi acara peluk-pelukan, cium-ciuman, raba-rabaan, dan bahkan hamil-hamilan. Dan rupanya ekspresi fitrah cinta macam inilah yang sangat menguasai kehidupan para remaja masa kini, mulai dari pelosok kampung hingga jantung kota. Lalu, muncullah beragam fatwa dari para ahli agama berjuang me-luruskan fitrah cinta tersebut melalui pengajian, khutbah, seminar, hingga buku. Tapi, sayang seribu sayang, sungguh langka menemukan upaya pengembalian fitrah cinta itu dengan cara memberikan solusi-solusi berlandaskan penggalian kembali ajaran Islam dalam frame psikologi remaja. Yang dominan adalah fatwa: "Jatuh cinta dan pacaran HARAM atas dasar apa pun" berlawanan dengan fatwa para liberalis: "Jatuh cinta dan pacaran HALAL atas dasar apa pun". Halal atau haram: manakah yang benar? Dengan dasar penelitian nalar Islam atas psikologi remaja, buku ini menghadirkan solusi-solusi penting seputar masalah cinta dan pacaran tersebut. Dan inilah hasilnya: Sebuah kualitas cinta sejati yang menempatkan Sang Maha Cinta sebagai sumber inspirasi dalam memahami dan mengekspresikan fitrah cinta dan pacaran. Uppss! Sebelum para remaja tertawa lebar, baca dan pahami dulu buku ini. Selanjutnya, selamat jatuh cinta! Insya Allah Anda bisa lebih tahu cara terbaik mengekspresikannya di mata sesama dan apalagi di hadapan Allah.