Orang Jawa mengimani adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan memeluk salah satu dari agama-agama yang diakui di Indonesia. Namun tak dapat dipungkiri bahwa mereka memiliki pedoman-pedoman tertentu yang berkaitan dengan tata cara yang bersumber dari ajaran luhur nenek moyang yang diwariskan secara turun-temurun. Tata cara itu terbentuk saat para penemu dari ajaran masing-masing dan atau penganutnya mengadakan "laku batin" sehingga komponen-komponen pembentuk agama pun terpenuhi. Oleh karena ...

Sastra lisan itu menjadi tonggak awal ketika orang mengenal sastra. Awal sastra lisan dari mulut ke telinga. Realitas sastra lisan ini, memiliki keunikan tersendiri. Terlebih lagi bila memahami sastra lisan dari kacamata antropologi. Antropologi sastra lisan memandang bahwa sastra lisan menjadi sebuah etnografi kehidupan. Di dalamnya terdapat tambang emas kehidupan. Maka menikmati sastra lisan itu, ibarat sedang makan sayur gudeg, penuh kelezatan. Penuh kedahsyatan estetis dan ...

Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang mana sebagai dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (Menyembah/ menjalankan Agama Jawa), adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya. Istilah Agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, namun tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, ...

Memimpin bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk menguasai orang lain. Sedang Pemimpin dan dipimpin bukan saja sebagai suatu keadaan yang harus diterima, namun juga disadari sebagai suatu kebutuhan. Hanya makhluk tak hiduplah yang tidak mempunyai pimpinan. Buku ini ditulis untuk memberikan gambaran luas tentang kepemimpinan Jawa. Alam pikiran Jawa yang bersifat mistis meyakini bahwa ada Tuhan "di dalam diri manusia". Mitos semacam ini, yang sering memoles daya kekuasaan Jawa itu, ...

Hakikat guru sejati memang tidak pernah habis diperbincangkan. Diri kita selalu ada penasihat spiritual, yaitu guru sejati agar tidak keliru dalam tindakan. Manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang pelik, menantang, dan menggoda. Hidup manusia senantiasa bergulat dari masalah ke masalah, sehingga butuh penasihat (juru penerang). Maka, guru sejati dapat menjadi pelita hati, yang memberikan lampu hijau, lampu kuning, dan lampu merah sebelum manusia bertindak. Namun demikian, ...

"Del-ndedel kae muluk, walayangane warna-warna praupane, bat tobat becike, aku gumun kaya kupu lan sekuter, kae montore mabur jejer jaran sembrani, aja sero alon wae, dimen ora enggal pedhot benange." Lagu di atas merupakan gambaran keinginan yang senantiasa mulur. Ibaratorangmengulurbenanglayang-layang, dayamulur itu terus membumbung tinggi. Metafor-metafor layang-layang seperti kuda sembrani, merupakan simbol keinginan. Kutipan lagu di atas hanya sedikit melukiskan Jiwa Jawa ...

Orang yang arif adalah figur manusia yang mampu menjalankan ajaran memayu hayuning bawana. Ajaran ini menyiratkan serangkaian langkah mistik agar orang Jawa benar-benar selamat menghadapi hidup. Sedang puncak falsafah hidup memayu hayuning bawana adalah meraih suasana tata-titi-tentrem. Pada saat orang Jawa mampu menjaga keteraturan alam semesta (dunia), suasana akan harmoni, tenang, dan tenteram. Buku ini menguraikan dengan dalam arti dan konsep falsafah memayu hayuning bawana, ...

Filsafat Ilmu memberikan gambaran pemikiran yang jernih tentang hidup ini. Hidup ini sungguh memerlukan pemikiran, agar mampu hidup secara proporsional. Hidup itu sesungguhnya apa, bagaimana hidup harus ada. untuk apa saya hidup, akan terjawab lewat pemahaman filsufi di dalam buku ini. Filsafat dan Ilmu Konsep Filsalat Ilmu Sejarah Filsafat Ilmu Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Ontologi sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Epistemologi sebagai Landasan ...

Konsep dan cakupan folklor cuku luas. Anda pendapat yang menawarkan konsep folklor cenderung ke arah hal-hal yang bersifat tradisional. Ada lagi yang menolak gagasan folklor sebagai hal yang hanya bersifat tradisional saja. Jika berpijak pada hakikat folklor awal, sebenarnya yang ada adalah folklor lisan. Induk dari folklor itu sebenarnya budaya lisan. Dari budaya lisan itu sebenarnya folklor semakin dikenal. Oleh karena kelisanan pula folklor menjadi menarik. Dengan kelisanan, rentan ...

Maca buku iki para maos bakal diajak mbukak wawasan, kepriyen carane dadi pranatacara Ian pamedharsabda sing bener, pener, tur nyenengake, Buku iki ngemot tulandha-tuladha praktis tumrap sing kepingin mumpuni olah wicara. Wiwit seka wicara prasaja, madya, nganti tekan sing ndakik kagelar ing buku iki. Ora mung kanggo para pranatacara sing wis dadi Ian payu. Sapa wae, para guru, dosen, mahasiswa, siswa, umum bisa mbiyaku buku iki. Suguhan sing nges nyengsemake bakal katemokake, ing antosane ...