Penulis
Tessa Intanya
Kategori
Buku
Fiksi
Chicklit (1)
Drama (1)
Metropop (1)
Teenlit (1)

Format
Soft Cover (3)

Bahasa
Indonesia (4)

Hasil: 1 - 4 dari 4
GRIDLIST
1.
Bersamamu
(Terinspirasi dari lirik lagu Souljah)
oleh Tessa Intanya
Soft Cover, Juli 2007
Stock tidak tersedia
Ada aja kejadian sial menimpa Melora; diputusin pacar, diskorsing ama pihak kampus, dan dimarahin orang tua gara-gara kuliah nggak becus. Pokoknya semua itu terjadi dengan Melora sebagai tertuduh, biang keladi segala persoalan. Melora cuma bisa marah... marah... dan marah.... Satu-satunya jalan bagi Melora untuk menenangkan diri adalah pergi ke pantai, tempat favoritnya, Bali. Yeah, pengennya sih hanya senang-senang aja. Lari dari semua masalah. Di sana ia berkenalan dengan para surfer ...
2.
Liar oleh Tessa Intanya
Soft Cover, Juli 2008
Stock tidak tersedia
Indra mengelus motor pemberian bapaknya dengan penuh tanya. Siapa yang membawa motor ini kembali? Motor itu adalah saksi kehidupan jalanan Indra, yang menghantarkan Indra menyandang gelar Sang Raja Jalanan. Gelar yang membuatnya harus selalu menghadapi ancaman dari seterunya, Black Death. Geng motor penjarah yang merisaukan kehidupan semua orang. Kematian bapaknya di sebuah perkelahian dengan Black Death membuat Indra sadar, lalu memutuskan kembali ke kehidupan normal. Namun, Bayu, adik ...
3.
2006
Stock tidak tersedia
DUA orang sahabat yang berbeda jenis kelamin dan karakter. Anjani, cewek cynical, harsh in words and philophobic, sedangkan Alandra: lovable, believes in love, and a bit too sentimentil for a boy. They are just like two sides of a coin. Dua orang yang sebenarnya berbeda banget. Tapi anehnya, inseparable at the same time. ANJANI: Bener-bener ngga? ngerti! Dan mungkin gue udah ngga? mau ngerti lagi?. Too much aja buat gue. Terserah deh loe semua pada mo nyebut gue apa?karena kayaknya sih udah ...
4.
Reputation oleh Tessa Intanya
Soft Cover, April 2009
Stock tidak tersedia
GLAM GIRLS. YOU WILL LOVE US—WE PROMISE. Kamu melihat kami berkilauan setiap hari. Tatanan rambut kami selalu sempurna, bahkan sejak bangun tidur. Kamu bilang, kami mengeja ‘Chanel’, ‘Fendi’, dan ‘Prada’ lebih cepat daripada ‘Geometri’. Menurutmu, kami cantik—dan diam-diam benci setengah mati karenanya. Kadang, kamu juga berharap kamulah yang dikerumuni cowok-cowok itu—bukan kami. Malamnya, dalam doa kamu bertanya, kenapa Tuhan bisa sebegitu nggak adilnya. But, ...