"Sukar dan terbakar, itulah kesimpulan kehidupan di awal abad dua puluh satu ini. Namun buku ini bercerita, kesukaran tidak diciptakan untuk membuat manusia terbakar, kesukaran ada sebagai bahan-bahan kehidupan yang perlu diolah. Sebagaimana direnungkan dalam-dalam oleh buku ini, bukan apa yang terjadi yang terpenting, namun bagaimana mengolah apa yang terjadi agar indah.
Makanya simbolik yang diambil adalah simfoni. Kehidupan memang sebuah simfoni. Bahan-bahannya berbeda (senang-sedih, suka-duka, sukses-gagal, suci-kotor, dan seterusnya). Keserakahan tidak bisa menahan datangnya kesedihan, kegagalan, dan kekotoran. Karena demikianlah keadaannya, buku ini menyediakan sejumlah langkah untuk mengolah sampah agar indah.
Diawali dengan bab mengolah sampah kehidupan. Sebagaimana sampah sebenarnya, asal rapi dan cermat mengolahnya sampah bisa jadi bunga kemudian. Dan bagaimana wajah bunga indah kehidupan, itulah yang diulas bagian kedua buku ini. Dari kesembuhan, kebahagiaan, kedamaian sampai pencerahan."
Sebagai `musafir` kehidupan yang tinggi kesadarannya, Gede Prama memulai kariernya di lahan pengetahuan dan profesi yang sarat sains dan praktik manajemen. Namun dalam kiprah selanjutnya, ia lebih menerapkan pendekatan spiritual dalam pengembangan organisasi maupun bisnis. Alumni Universitas Leicester dan INSEAD ini kini memimpin sebuah perusahaan swasta nasional terkemuka, dan Dynamics Consulting yang bergerak di bidang pengembangan SDM. Gede Prama juga menjadi salah seorang pembicara publik yang paling diminati.