Kumpulan puisi dalam buku ini telah dimuat di berbagai media massa di Indonesia.
Menurut Pamela Allen (pengajar dan peneliti bidang bahasa dan sastra dari Universitas Tasmania, Australia)
puisi Gus tf selalu menyimpan sesuatu yang magis. Penyair mampu membawa pembaca ke tempat-tempat yang belum pernah dijejaki. Dari sana dunia selalu kelihatan berbeda. Hal-hal yang biasa sudah tidak biasa lagi; hal-hal yang aneh sudah menjadi biasa.
Dalam antologi Akar Berpilin pada satu sisi seolah-olah pembaca ditranspor ke Ranah Minang, diliputi oleh simbol-simbol, ajaran dan falsafah Minangkabau, tetapi di sisi lain sajak-sajaknya terserap dengan semacam magic realism yang membiarkan imajinasi kita membubung, yang mengantar pembaca ke dunia lain.
Gus tf adalah seorang pendongeng. Mau tak mau, pembacanya 'terjun, menjatuhkan diri, melayang lenyap, lesap' ke dalam puisi-puisinya.
Gus tf Sakai, lahir pada tanggal 13 Agustus 1965 di Payakumbuh Sumatera Barat. Ia menamatkan studinya di Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang. Mulai menulis prosa pada usia 13 tahun sejak sebuah cerpennya memenangkan hadiah pertama pada sebuah lomba penulisan cerpen. Hingga sekarang ia telah menyelesaikan 2 novel, 7 novelet, dan 18 cerpennya memperoleh penghargaan yang diselenggarakan oleh berbagai media seperti majalah Anita, Femina, Gadis, Hai, Kartini, Matra dan harian Kompas. Dua bukunya yang diterbitkan oleh Gramedia berjudul Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999) dan Tiga Cinta, ibu (2002)