Kenapa harus aku yang berusaha lebih keras dari orang lain Situasi yang aku rasakan mengajariku untuk menjadi lebih bersyukur. Membuatku sadar bahwa, “Dewasa itu seperti ini, ya.” Diri ini seperti dipaksa untuk menjadi lebih kuat setiap harinya. Dalam satu waktu, diri ini pun bisa melemah. Batin ini seperti ‘membunuh’ raga secara perlahan, “Rasanya ingin menyerah saja.” Dalam kesulitan ini akhirnya membuatku sadar bahwa, “Diri ini tidak perlu ...

Di setiap hal yang telah terjadi, di setiap takdir yang Tuhan beri—ada banyak kebaikan bagi diri kita. Menyerah dengan keadaan rasanya bukan pilihan yang tepat. Mari kita terima dan hadapi takdir yang telah Tuhan beri dengan rasa sabar dan penuh syukur. Karena nyatanya, yang menurut kita sulit untuk dijalani sudah berhasil dilewati dengan baik. ...

‘Rumah’ yang kita ciptakan merupakan tempat berlindung, di mana kita dapat kembali kapan pun kita membutuhkannya, bebas dari penghakiman dan rasa takut. Gagasan untuk menciptakan rumah di dalam diri sendiri mungkin terdengar tidak biasa. Tapi, gagasan itu menawarkan cara yang personal sekaligus mengakar untuk menemukan kenyamanan emosional. Ketimbang mencari validasi dan rasa memiliki secara eksternal, kita bisa menjadi sumber dukungan, cinta, dan penerimaan untuk diri ...

Cape dengan semua jalan yang ditempuh. Cape dengan semua perjuangan yang dilalui. Bahkan untuk menitikkan air mata pun dirasa terlalu lelah. Mau menyerah tapi hati berat. Mau lanjut tapi hati ragu. Bingung apalagi yang harus dilakukan. Memang ada masanya kita butuh dekat dengan titik hampir menyerah. Memang ada waktunya kita berada di ujung jalan yang tak berkesudahan. Merasa cape itu wajar. Manusia itu punya batas kekuatan. Fase berjuang pun ada pasang surutnya. Tapi, ingat, jangan sampai cape ...

Hadiah terindah di hidup kami, ZAKIA. Putri kecil yang sudah lama kami rindukan, bahkan sebelum tubuh mungilnya dapat kami peluk dengan hangat. Air mata kebahagiaan mengalir saat melihat wajahmu untuk pertama kalinya. Hati ini bergetar, “Kami ingin selalu ada untukmu, Nak. Ya Allah, beri kami kesehatan dan kemampuan agar dapat selalu mendampingi buah hati kami.” Buah hatiku, tumbuhlah menjadi perempuan saleha, cerdas seperti Aisyah dan tangguh seperti Khadijah. Ingatlah selalu ...

“Bagaimana mengetahui diri maunya apa, ketika hal sederhana seperti mendefinisikan perasaan saja menjadi suatu tugas yang sulit?” ...

Tidak ada yang bisa meredupkan semangatmu. Tidak ada yang bisa menghambat ke mana lajumu. Diri sendirilah yang menentukan tujuan dan arah langkahmu. Bukan dia, mereka, atau orang lain yang akan memutuskan. Jadi, kenapa harus memikirkan ucapan orang lain. Cukup lakukan yang terbaik sesuai dengan isi hatimu. Karena setiap orang punya sudut pandangnya masing-masing. ...

Dulu, aku menyangka kalau membuat semua orang bahagia adalah hal yang begitu mudah untuk dilakukan. Aku hanya perlu bersikap baik pada semua orang, memberikan apa yang mereka inginkan, mewujudkan semua impian yang mereka anggap baik, bahkan bekerja keras tanpa henti untuk membuktikan pada mereka bahwa diri ini 'hebat'. Nyatanya, aku lupa bahwa mustahil membuat semua orang bahagia. Aku lupa kalau dengan membahagiakan diri sendiri dapat memberikan kebahagiaan pula ...

“Sudah cukup untuk hari ini. Sisanya biarkan untuk diriku di esok hari.” Bukan sekadar bersungguh-sungguh, melainkan ada 58 cara untuk bisa hidup bahagia dengan mudah. Aku tersadar, yang membuatku cemas bisa jadi karena takut akan citra diriku yang dinilai berbeda dengan citra yang diharapkan orang lain. Hidup ala my way bukan berarti seperti yang dipertontonkan lewat iklan, yakni ala YOLO yang berhenti bekerja dan berkeliling dunia. Meskipun tidak terlihat seperti mereka, ...

Hai orang baik. Bagaimana harimu? Menyenangkan? Jika boleh jujur, raut wajahmu kali ini menjelaskan banyak hal. Tatapan matamu kosong. Senyummu pun terkesan dipaksakan. Apa yang membuatmu sedih? Ingin bercerita pada orang lain tapi takut mereka hanya sebatas ingin tahu, bukan benar-benar peduli? Kamu takut jika mereka pergi setelah rasa penasarannya terjawab? Tidak perlu khawatir, masih ada diri sendiri yang setia menemani. Atas segala beban yang dirasa—jangan dipendam, sini ...

Kenapa, ya, akhir-akhir ini sering merasa cemas. Apa karena hidup nggak sesuai harapan? Apa karena nggak bisa jalani hidup seperti orang lain? Kalau kamu merasakan hal yang sama, tenang, kamu nggak sendirian kok. Jika kamu merasa sedih dan ingin menangis, ya, menangislah. Kamu nggak harus sekuat baja atau setegar karang. Manusia, ya, manusia—makhluk dengan banyak keterbatasan. Jadi, kalau sedih silakan menangis. Kalau bahagia silakan tertawa. Terpenting, terimalah dirimu yang apa ...

Dulu kita adalah anak kecil yang lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain, menangis, jajan, dan melakukan hal-hal yang dianggap lucu dan menyenangkan.   Kini, kita sudah tumbuh dewasa, bersiap untuk menjalani ujian yang satu menuju ujian berikutnya.   sedih, kecewa, semangat, ketenangan, bahkan sempat asa. Semua hadir dengan segala lika-liku yang ada.   Jatuh, bangun, hampir putus Setiap kita berbeda dalam menanggapinya, ada yang mengandalkan hanya dengan ...

Dari waktu ke waktu, tiap kali ditempa kegagalan, kita akan paham bahwa hidup memang tidak bisa selalu berjalan sesuai dengan yang kita inginkan.   Ada kalanya merasa sedih, merasa menjadi orang paling sial, sakit hati, banyak kecewanya, bertumpuk marah dan jengkelnya.   Mungkin bisa jadi kita mulai bosan mengalah pada keadaan. Tapi, keadaan tersebut justru membuat kita bangkit dan melawan. Ketika kita terus berusaha, hari ini akan jauh lebih baik dari hari ...

Surat Buat Kamu Aku ucapkan terima kasih untukmu yang tengah menggenggam buku ini. Walau aku tidak tahu siapa nama dan di mana kamu berada, but thanks. Terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada buku ini untuk sampai di tanganmu. Terima kasih karena kamu ingin berubah lewat buku ini. Terima kasih karena ingin menjadikan buku ini sahabat dalam perjalananmu meraih mimpi. lni bukan sebuah kebetulan. Ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan. Semoga, apa yang tersampaikan dalam buku ...

Sudah seberapa sering kita melihat kehidupan orang lain dan menjadikannya sebagai standar hidup kita sendiri? Sudah seberapa sering kita mengejar tujuan tanpa menghargai proses yang dijalani? Sudah seberapa sering kita menyerah padahal belum mencoba dengan maksimal hanya karena dianggap 'sulit' oleh orang lain? Kali ini, saatnya kita menutup mata dan telinga terhadap hal-hal yang dianggap 'terlalu tinggi'. Kali ini, saatnya kita bergerak tanpa perlu ...

Terima kasih pada diri sendiri karena sudah berjuang sampai detik ini. Rasanya memang melelahkan dan banyak menguras tenaga. Jika, orang-orang menganggap hal itu tidak bernilai, tetaplah percaya bahwa tidak ada proses yang berakhir sia-sia. Tidak ada salahnya berterima kasih pada diri sendiri. Agar kita bisa lebih kuat melangkah ke depan. ...

Anxiety, kehadirannya berhasil memunculkan berbagai pikiran di luar akal sehat manusia. Tak jarang banyak yang merasa tersiksa karenanya. Saat mau melangkah takut jatuh. Saat mau bicara selalu gugup. Saat mau berinteraksi takut tidak diakui. Saat ingin memulai gagal justru menghantui. Ada jutaan pikiran lainnya yang berusaha menguasai untuk menghentikanmu menjalani hidup secara damai.   Kamu merasa sendiri di dalam keramaian. Kamu bahkan menangis di dalam senyuman. Pun, tertawa dalam ...

"Kata mereka, usahamu yang kurang. Kata mereka, perjuanganmu yang belum maksimal. Kata mereka, kamu tidak serius menjalaninya. Padahal, mereka hanya bisa menilai lalu menyakiti. Padahal, mereka hanya bisa berkomentar lalu pergi berlalu. Padahal, mereka hanya bisa membandingkan lalu menutup mata. Mereka itu hanya suka mengusik. Mereka tidak tahu bagaimana rasanya berada di posisimu."   ...

"Minta maaf pada diri sendiri karena membuatnya lelah mengejar ‘dunia’. Minta maaf pada diri sendiri arena selalu merasa cemas pada hal yang belum tentu terjadi. Minta maaf pada diri sendiri karena overthinking pada hal yang berujung pusing. Lalu, pada saat yang bersamaan, ucapkanlah terima kasih. Terima kasih pada diri sendiri karena sudah bertahan sejauh ini. Belajar untuk berdiri sendiri, memapah diri saat orang lain hilang peduli. Terima kasih pada diri sendiri karena ...

"Hidup bukanlah panggung teater, di mana para pemain harus selalu mempertontonkan pertunjukan sempurna dan menyimpan ‘sampah’ di balik layar. Tidak haya mengenal rasa manis, terkadang muncul rasa pahit, geram, songkol, dan gelisah. Manusia bukan robot yang diciptakan untuk berfungsi dua puluh empat jam tappa istirahat. Sesekali wajar jika merasa penat, kewalahan, sesak, terlalu lelah. Tidak apa nutuk mengambil jeda dan istirahat. Hidup bukan lintasan maraton, di mana para ...