‘Rumah’ yang kita ciptakan merupakan tempat berlindung, di mana kita dapat kembali kapan pun kita membutuhkannya, bebas dari penghakiman dan rasa takut. Gagasan untuk menciptakan rumah di dalam diri sendiri mungkin terdengar tidak biasa. Tapi, gagasan itu menawarkan cara yang personal sekaligus mengakar untuk menemukan kenyamanan emosional. Ketimbang mencari validasi dan rasa memiliki secara eksternal, kita bisa menjadi sumber dukungan, cinta, dan penerimaan untuk diri ...

Surat Buat Kamu Aku ucapkan terima kasih untukmu yang tengah menggenggam buku ini. Walau aku tidak tahu siapa nama dan di mana kamu berada, but thanks. Terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada buku ini untuk sampai di tanganmu. Terima kasih karena kamu ingin berubah lewat buku ini. Terima kasih karena ingin menjadikan buku ini sahabat dalam perjalananmu meraih mimpi. lni bukan sebuah kebetulan. Ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan. Semoga, apa yang tersampaikan dalam buku ...

Aku merasa ada yang begitu tulus menyentuh hati. Banyak rasa yang berubah setelah pertemuanku dengannya malam ini. Muncul rasa nyaman yang kemudian diikuti dengan banyak tanya di pikiran ketika semakin dalam kulihat matanya; Apa dia akan membuatku menangis lagi? Apa bersama dengannya dapat membuat hatiku tersakiti lagi? Tidak, bagaimana bisa dia membuatku kecewa, kalau melihat wajah murungku saja sudah membuatnya merasa khawatir dan dia akan langsung menghiburku. ...

Sedih, senang, suka, duka akan datang dan pergi. Semua akan berlalu. Semua akan baik-baik saja. Jangan hukum dirimu sendiri. Jangan salahkan dirimu sendiri. Kita sampai di sini saja sudah luar biasa. Toh, hidup hanya sementara. Jalani dengan berterimakasihlah pada diri. ...

Aku ingin hidup, kamu membuat redup. Aku ingin tinggal, kamu membuat tanggal. Aku ingin menyelam, kamu menenggelamkan. Aku ingin rintik hujan, kamu meminta badai. Aku ingin menetap, kamu balas meratap. Aku mengenang, kamu bersenang. Aku tumbang, kamu riang. Kamu berdalih, aku beralih. Kamu tertatih, aku sudahi segala perih. Cinta memang tak pernah sejalan seiring harap. ...

Kamu adalah bagian yang belum aku tamatkan ceritanya. Mungkin, mengingatmu dengan cara yang tidak menyakitkan mampu membantuku melupakanmu—suaramu yang sangat menenangkan, caramu tertawa saat mendengar leluconku, bahkan masih dapat kuingat lembutnya suaramu saat berbicara padaku. Karena adanya dirimu, aku belajar bag ...

"Kata orang, kenangan adalah kumpulan episode perjalanan. Entah itu kebahagiaan atau kesedihan. Meski begitu, kamu tetaplah menjadi cerita yang akan selalu kusimpan. Tidak perlu lagi kubuka karena aku sudah tidak lagi ada di sana. Saat ini, aku benar-benar telah menerima bahwa dirimu bukan lagi ‘tinta’ untuk ceritaku selanjutnya. Kenang—kutuliskan untukmu yang sedang mengumpulkan potongan-potongan episode kehidupan untuk dijadikan pembelajaran.   ...

“Jangan seenaknya membandingkan kadar cinta orang lain. Perihal kedalaman hati manusia, memangnya apa yang bisa kita ketahui?” ucapmu ketika aku sibuk menentukan cara mencintai milik siapa yang lebih baik. Kata-katamu seperti mantra yang akhirnya membuatku tenggelam dalam lamunan yang panjang. Ketika itu, aku sadar bahwa untuk mencintai, aku hanya perlu menjadi diriku dan orang lain tetap menjadi orang lain. Cinta tak tumbuh dari kepura-puraan yang masif.   ...

“Kita memang bukan malaikat. Kita memang cuma manusia biasa yang tak sempurna. Kita memang masih banyak kurangnya. Namun, bukan berarti kita tidak bisa bertumbuh dan berusaha menjadi pribadi lebih baik dari hari ke hari. Aku ingin menjadi teman pengingat diri untuk menyadari bahwa ada hal-hal tertentu yang barangkali perlu kita renungi kembali. hal-hal yang kalau kita mau lebih cermat lagi, kita sadar bahwa harusnya dibenahi.” ...

“Aku sedang melakukan perjalanan panjang untuk menemukanmu. Seseorang yang telah digariskan akan bertemu dan akhirnya bersatu denganku. Aku tidak akan tinggal diam jika ingin bersamamu. Mungkin kamu tidak akan pernah tahu begitu hebatnya doa yang mengangkasa untukmu. Memintamu di sepertiga malamku, menemukanmu pada keraguan hati, hingga akhirnya menjemputmu di keyakinan hatiku.” ...

Sebelumnya, begitu panjang jalanku sampai hari di mana aku menemukanmu. Aku harus melewati banyak patah, kecewa, dan kesedihan yang berulang. Tak mudah rasanya membiasakan diri untuk tetap kuat atau harus pura-pura baik-baik saja. Lalu kamu datang. Mengizinkan aku mengenalmu lebih dalam, memberi aku banyak alasan untuk tetap bertahan dan membiarkan aku memercayai hatimu, untuk diperjuangkan. Ah, terima kasih, kamu telah membuat aku jatuh cinta setiap hari. Aku beruntung dan biarkan aku ...

Aku terbiasa memastikanmu dalam keadaan baik. Aku tidak pernah sampai hati melihatmu memikul takdir seorang diri. Kalaupun kita tidak bisa berdampingan seperti hari kemarin, bahkan separuh akuyang hidup di dalam buku ini menjadi bagian dari dirimu. Hiduplah selagi hidup, Sayang. Kalau saja kamu mulai merindu. Tidak perlu mencari tahu di mana aku. Sebab, aku ada di dalam setiap pejam dan sadarmu. Aku tidak pernah benar-benar jauh. Di dalam dadamu, aku masih merengkuh. Persis seperti di pagi ...

Sebesar apa pun keinginan untuk bahagia, jika cara mendapatkannya dengan melukai orang lain, kebahagiaan itu tidak akan bertahan lama. Kebahagiaan itu hanya akan singgah lalu hilang begitu saja. Sebesar apa pun kesedihan yang sedang dirasakan, jika kamu terus mengusahakan kebaikan bagi sekitar, jika kamu tidak banyak mengeluh dan terus berjuang, suatu saat akan kamu termukan kebahagiaan yang sesungguhnya. ...

Terkadang, dalam mencapai kebahagiaan mutlak, kita harus dihadapi dengan luka. Ketahuilah bahwa dalam mencintai, kita akan selalu dihadapkan pada perpisahan dan kehilangan. Tak apa jika saat ini kamu masih enggan merelakan sebab masih merindukan. Tak apa jika kamu belum mampu melupakan sebab masih menyayangi. Toh, kamu akan sampai pada waktu terbaik, di mana cinta bukan lagi soal memiliki. Perpisahan bukan lagi keterpurukan. ...

Tidak pernah kurasakan sejauh ini berjarak denganmu. Setelah pergimu, aku hanya diizinkan menebak apa pun yang sengaja kamu tinggalkan menjadi teka-teki. Aku dihukum dengan rasa sedih, kehilangan, serta bersalah atas perpisahan yang tanpa alasan pasti. Aku menunggu kabarmu, sampai waktu yang tidak menentu. Aku berusaha mencarimu, tetapi yang kudapat hanya tanya tanpa jawab. Aku di sini sendiri dalam penantian panjang, dalam ketidakpastian. Andai aku bisa berteriak, akan kukatakan bahwa ...

"Jalan yang berkelok dan menanjak, cukup membuatku mual. Sampai pada ujung jalan menanjak, sebuah cahaya lampu menembus dari arah berlawanan. Bunyi klakson terdengar bersahutan di telinga. Sepersekian detik kemudian hantaman pertama merusak bus bagian depan, membuat bus hampir terguling. Seluruh penumpang terlempar keluar dari kursinya. Belum sempat kami membetulkan posisi, dari belakang tiba-tiba datang lagi hantaman kedua. Kondisi bus kini ringsek terhimpit dua truk. Kemudian, ...

Teruntuk kamu yang akan merighabiskan masa depandengan saling menggenggam pada jemariku,dimana pun kamu berada saat ini, kuharap kamu sedang baik-baik saja. Kamu akan menjadi siang dan malamku, senja dan pagiku. Padamu akan kuucap sebuah janji yang meterainya tak bisa dibeli. Sebab, akan kusegel janji itu dengan ketulusan hati." ...

Kadang orang keliru saat memahami cinta. Mereka pikir cinta hanya akan membahagiakan dan menyakiti. Tapi, mereka tidak tahu bahwa ada saatnya rasa cinta ini didominasi oleh ketidakjelasan. Bukannya merasa senang atau sedih, sebaliknya bingung pada perasaan yang muncul di hati. Alhasil malah mempertanyakan arti cinta yang sesungguhnya itu seperti apa. Cinta itu seperti apa, sih? Manusia yang membuat cinta menjadi rumit, diperlakukan berbeli-belit oleh penikmatnya. Karena itu, cinta ...