Impian Aster sederhana saja. Memadu janji seumur hidup di bawah temaram senja yang berwarna keemasan di kala matahari terbenam, di atas pasir pantai yang lembut, dan diiringi deburan ombak. Dan setelah itu, berdua, bersama, seumur hidup mereka akan menikmati berlaksa-laksa senja dalam kehidupan mereka. Baru kali itu ada seorang pria menyelam ke dasar air dan membawakan oleh-oleh dari sana untuk Aster. Namanya Paul. Semua sungguh sempurna. Keduanya bahkan berbagi sebuah impian untuk suatu hari ...

“Tak mengertikah engkau? Sudah kulakukan dan kukorbankan apa saja untuk mendapatkanmu, tapi kenapa tak bisa kau terima saja lamaranku? Kenapa tak bisa kau memilihku saja? Kenapa tak bisa kau cintai aku saja?” Jika cinta Tunggul sehangat percikan api, sparks, dan cinta Daniel laksana angin lembut di musim semi, spring, maka cinta Gerald sejuk bagai deburan ombak, splash, lalu cinta seperti apa yang dicari oleh Vomi, dan siapa yang menjadi pilihan terakhir Vomi? Cinta seperti apa ...

Aku tak mengerti apa itu cinta. Jika kutahu rasanya adalah luka, perih, dan hampa seperti saat ini maka aku adalah pencinta yang paling malang di dunia. Sebab jika memang aku tak memilih pria itu, mengapa aku merasa hancur ketika aku mengucapkan selamat tinggal kepadanya? Mengapa rasanya ada yang berkeping-keping di dalam diriku ketika dia pergi? Mengapa aku harus merasa hampa dan luka ketika dia tak akan bisa kumiliki?<><>Vomi sekarat. Dia nyaris tak tertolong. Apakah kehadiran ...