Bahasa Indonesiaku yang gundah membawaku ke sebuah paragraf yang menguarkan bau tubuhmu. Malam merangkai kita menjadi kalimat majemuk bertingkat yang hangat di mana kau induk kalimat dan aku anak kalimat. Ketika induk kalimat bilang pulang, anak kalimat paham bahwa pulang adalah masuk ke dalam palung. Ruang penuh raung. Segala kenang tertidur di dalam kening. Ketika akhirnya matamu mati, kita sudah menjadi kalimat tunggal yang ingin tetap tinggal dan berharap tak ada yang bakal tanggal.
Joko Pinurbo lahir 11 Mei 1962. Tahun 1987 ia menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP (sekarang Universitas) Sanata Dharma, Yogyakarta. Kemudian mengajar di almamaternya sambil membantu majalah kebudayaan Basis. Pada 1992 bergabung dengan Kelompok Kompas Gramedia. Selain menulis dan menyunting naskah, mengajar dan berceramah, ia ikut mengelola majalah Matabaca dan jurnal puisi. Ia gemar mengarang sejak di SMA. Buku kumpulan puisinya yang telah terbit: Celana (1999), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacar Kecilku (2002), Trouser Doll (2002), dan Telpon Genggam (2003). Joko sering diundang baca puisi diberbagai tempat, termasuk di beberapa forum sastra antar-bangsa. Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke beberapa bahasa asing. Menerima Penghargaan Buku Puisi Pusat Kesenian Jakarta 2000; Hadiah Sastra Lontar 2001, Sih Award 2001; Penghargaan Sastra Pusat Bahasa 2002 dan masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award 2001, 2002, 2003.