Sejak belia Mien R. Uno mengenal kebaya sebagai busana tradisional yang mencerminkan keanggunan, kearifan, dan kesahajaan perempuan Indonesia. Begitu terpikatnya Mien R. Uno pada kebaya, membuatnya senantiasa memakai kebaya dan juga baju kurung dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun nonformal. Kepiawaiannya menyelaraskan kebaya dan juga baju kurung berbagai wastra Nusantara dan perhiasan, menjadikanya sebagai sosok yang menawan sekaligus menginspirasi. Apalagi siluet maupun detail kebaya dan baju kurung koleksinya tak pernah mengabaikan nilai-nilai tradisi yang harus tersirat dari busana nasional yang menjadi kebanggaan perempuan Indonesia itu.
Melalui buku yang didedikasikan kepada Ibu Ani Bambang Yudhoyono ini, Mien R. Uno tak sekadar mendokumentasikan koleksi kebaya dan baju kurung, serta kain dan perhiasan dari berbagai penjuru Tanah Air, tapi juga menginformasikan kiat berkebaya yang apik. Dilengkapi sejarah perjalanan kebaya di Tanah Air, berbagai padu-padan kebaya dan baju kurung yang ada di dalam buku ini akan menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia untuk terus memakai kebaya sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya bangsa kita yang kaya ini.
Perhatian yang besar pada dunia mode telah dirasakan sejak kecil. Debbie bahkan sempat bercita-cita untuk menjadi seorang perancang busana. Maski tak tercapai, ia tak kehilangan ketertariakan pada dunia mode.Peluang untuk menyelami dunia mode dan kecantikan dari sisi lain, baru terbuka saat Debbie membaca lowongan majalah femina yang mencari seorang redaktur mode dan kecantikan pada tahun 1998. Saat itu, alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung jurusan Design Komunikasi Visual ini tengah bekerja di perusahaan grafis. Sejak pertengahan tahun 1998 itulah, wanita kelahiran kota Bandung tanggal 8 Oktober ini bergabung dengan majaah femina hingga tahun 2005.