Dimabuk cinta, Pipit mengangguk sambil tersipu saat pacar tampannya mengajaknya menikah. Pipit masih SMA, tapi dengan gembira meninggalkan sekolah demi menjalani angan hidup indah bersama laki-laki yang ia sayangi. “Cinta adalah soal hati, bukan usia.” Bukankah ada lagu yang bilang begitu? Pipit yakin Pongky akan menjaga, melindungi, dan memenuhi semua kebutuhannya. Kalaupun tidak, cinta pasti akan menguatkan mereka dalam kondisi apa pun. Benarkah begitu? Pipit mulai bertanya-tanya setelah bulan madu berlalu. Tinggal di rumah mertua yang kekurangan air tapi kelebihan makian, memikirkan cicilan kompor gas... membuat dunianya jungkir balik nggak karuan. Apakah cinta muda yang menyebabkan kekacauan ini? Apakah menjadi pengantin remaja berarti mimpi Pipit berhenti sampai di sini?
just call ken. Aku tinggal di Jogjakarta (sejak lahir belum pernah pindah!). Aku lulusan Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada. Hobi utamaku tentu saja: nulis. Aku sudah gemar nulis sejak SMP. Nggak pernah aku absen ikut klub jurnalistik waktu SMP dan SMA. Aku paling suka nulis cerpen, sampai-sampai pas ujian matematika di SMA aku malah nulis cerpen di lembar soalnya (maklum, aku stres berat kalo ngadepin angka, jadi lebih baik nulis cerpen, kan?). Dulu aku sering nulis cerpen untuk buletin SMA-ku.Aku pernah bekerja sebagai instruktur bahasa Ingris di sebuah lembaga kursus, juga sebagai penerjemah. I really enjoy my job. Di antara kesibukkanku, aku selalu nyempetin nulis cerpen sebelum atau sepulang kerja. Ini novel pertamaku. Temanya kudapetin setelah membongkar memoriku waktu aku masih teenager. Semoga kamu suka! O iya, kalau kamu penasaran dan pengin tahu lebih banyak tentangku, email aja ke nikenjogya@yahoo.com