Kalau ada daftar hal yang paling kubenci di dunia ini, aku akan menyebut Paris dan makanan manis! Kini aku harus menghadapi keduanya. Kembali ke Paris untuk merasakan mimpi buruk, mengurusi kerajaan bisnis hotel ayahku. Aku terpaksa melakukannya. Ini semua demi perjanjian mahapenting yang telah kami sepakati. Dengan semua keenggananku, masih ditambah lagi kesalahpahaman yang tidak ada ujungnya dengan dia. Pria dingin yang semula memperlakukanku dengan buruk, lalu terus-terusan menyuguhiku dengan makanan manis buatannya. Apa perlu kubilang lagi? Aku tersiksa melihat tegaknya menara Eiffel setiap hari. Aku mual melihat tatanan makanan manis yang tidak akan pernah sesuai dengan lidahku.