KARNAVAL Sahibilthikayat
BUKU INI berisi arak-arakan kisah kehidupan seniman besar dan seniman fenomenal. Juga ihwal ulah tingkah para pendukung kesenian yang seringkali banal. Lantaran jagat kesenian hampir selalu out of the box, maka kisah yang muncul pun acapkali aneh, absurd, heboh, tidak dan mengejutkan. Bahkan tak sedikit yang luar biasa dan gila-gilaan.
Buku ini juga mengungkap cerita para seniman yang dianggap teroris oleh polisi. Karya seni yang paling besar, paling kecil, paling murah, dan yang paling mahal. Kematian sejumlah seniman yang menggemparkan. Tak lupa hikayat galeri dan suguhan kuliner perhelatan seni sejak 100 tahun serta drama vandalisme seni yang keterlaluan. O, ya, sisik-melik teko, kartu pos, dan fotografi seni juga diperbincangkan.
Agus Dermawan T—pengamat seni penerima berbagai penghargaan—menutiskan lebih dari 100 kisah yang acap terlupakan ini dengan santuy dan cermat. Semua bersumber dari catatan faktual sang sahibulhikayat.
•
Seni—dari lukisan sampai tulisan—terlahir dari ramuan bakat alamiah, pengalaman hidup, bimbingan, dan pendidikan. Tulisan Agus Dermawan T adalah hasil yang indah dari ramuan itu. Agus adalah seniman di antara para penulis seni dan analis yang tajam di antara para seniman. Dr Jean Couteau, sosiolog, penulis buku- buku kebudayaan.
Kritikus seni rupa kelahiran Rogojampi (Jawa Timur), 29 April 1952 ini menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia "Asri" Yogyakarta. Menulis sejak 1974 dan lebih dari 1000 judul tulisannya telah dipublikasikan di Kompas, sinar Harapan, Suara Pembangunan, Media Indonesia, Tempo, Gatra, Femina, Editor, Horison, Republika dna sebagainya. Belasan buku monografinya telah terbit, di antaranya tentang pelukis Widajat, Basoeki Abdullah, Dullah, Dede Eri, Supria, Hendra Gunawan, Nyoman Gunarsa, Arie Smit, Krijono, Koempoel. Sebagai penggemar wisata ia kerap melakukan pinik seni rupa ke berbagai negara.