Kini, satu bentuk protes baru telah lahir. Protes-protes sosial yang diucapkan dan diteriakkan dengan lantang, berani, dan…. jenaka.
Dibalut riuh tawa, protes-protes tersebut keluar dari mulut rakyat Indonesia disejumlah titik di Indonesia. Protes-protes itu bernama STAND-UP COMEDY. Format komedi yang kini membebaskan individu-individu untuk berbagi tentang keresahan keresahannya.
Komedi sering kali jadi obat untuk luka sosial yang disebabkan oleh ketidak adilan. Komedi justru adalah kendaraan kita untuk memasuki area area yang selama ini kita takuti, lalu bisa tertawa di situ. Komedi sesungguhnya adalah pembawa kebenaran. Kebenaran yang menyakitkan. Kebenaran yang perlu untuk diangkat ke permukaan. Kebenaran yang begitu pahit sehingga tanpa sadar selalu kita hindari. Padahal luka itu harus diobati. Tertawa, adalah obat yang bangsa Indonesia butuhkan, setidaknya menurut saya.
Buku ini merupakan catatan perjuangan Pandji bersama sahabat sahabat se-Indonesia dalam membangkitkan Stand-Up Comedy di Indonesia. Mari sama-sama membaca sejarah senjata ampuh untuk melemparkan kritik di Indonesia ini. Dan semoga, Indonesia bisa merdeka dalam bercanda.
Pandji Pragiwaksono lahir di Singapura, 18 Juni 1979. Ia adalah seorang penyiar radio, presenter televisi, dan aktor Indonesia. Ia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB angkatan 1997 dan merupakan salah satu alumni SMA Kolese Gonzaga angkatan ke 8.
Dia adalah seorang artis indonesia yang menyayikan lagu "kami tidak takut". Kali ini pandji menunjukkan nasionalisme nya dengan menciptakan sebuah buku yang berjudul nasional.is.me. Buku itu menceritakan bagaimana Pandji cinta dan optimis kepada Indonesia. Walaupun menurutnya banyak orang yang pesimis terhadap Indonesia.