Saya ingin ingatkan saudara-saudara, bahwa kita, sebagai bangsa yang taat kepada Allah-tidak seperti Smissaert kafir yang hanya bisa berpestapora dan mabuk-mabukan di Bedoyo--haruslah kita berdiri di tanahair yang dikaruniakan Allah kepada kita dengan sikap sejati manusia beriman, dengan mengingat teladan yang diiktibarkan nabi besar kita Muhammad, yaitu empat dasar kepemimpinan menuju jihad, yang insya Allah akan sanggup saya miliki:
Satu, shidiq. Bertindak benar berdasarkan kaidah hokum dan peraturan
Dua, amanah, berlaku jujur dalam menasrulkan kekayaan negera dan tanahair
Tiga, tabligh, tegar dan berani membasmi angkara.
Empat, fathonah, cerdas dalam melepas diri dari segala rintangan kesulitan
Alif Danya Munsyi alias Remy Sylado alias entah siapa lagi, yang nama aslinya Yapi Tambayong, banyak menulis puisi, cerpen, novel, drama, esai, kolom, kiritik, skenario, serta buku-buku tentang musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Ia pernah bekerja sebagai wartawan harian dan majalah di Semarang, Bandung dan Jakarta. Perhatiannya pada bahasa dan sastra mendorongnya mempelajari banyak bahasa. Seniman multidimensi ini lahir di Makassar, dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di Semarang dan Solo.