Trafiking Perempuan Indonesia, Remy Sylado telah merampungkan novel terbarunya Mimi Lan Mintuna. Dalam novel ini Remy membeberkan jatuh-bangun kesetiaan sepasang suami-istri di tengah buasnya mafia perdagangan perempuan. Kesetiaan mereka tandas sampai akhir bagaikan pasangan mimi dan mintuna.Sang Mimi dan Sang Mintuna dalam kisah ini ialah Petruk dan Indayati. Petruk ialah preman kelas kampung yang kasar pada istrinya, Indayati. Rumahtangga mereka sarat kekerasan. Ia lantas ditembak oleh pembunuh bayaran namun bisa lolos dari maut dan pilih bertobat.Tapi pertobatan Petruk terlambat. Istri tercinta telah pergi dan belakangan diangkut ke mancanegara oleh sindikat pedagang perempuan internasional. Mafia itu memaksa Indayati menjadi bintang film porno sekaligus pemuas nafsu gasang lelaki hidung belang.Mengira hanya menghadapi segelintir preman kampung, Petruk pun bertekad membebaskan Indayati untuk merajut kembali mahligai rumahtangga yang koyak. Nyatanya, Petruk dan Indayati harus melawan kejamnya bandit-bandit multinasional, berlipat-lipat lebih ganas daripada preman kampung yang menembak Petruk. Sanggupkah Sang Mimi dan Sang Mintuna ini lolos dari kebuasan sindikat pedagang perempuan internasional?
Alif Danya Munsyi alias Remy Sylado alias entah siapa lagi, yang nama aslinya Yapi Tambayong, banyak menulis puisi, cerpen, novel, drama, esai, kolom, kiritik, skenario, serta buku-buku tentang musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Ia pernah bekerja sebagai wartawan harian dan majalah di Semarang, Bandung dan Jakarta. Perhatiannya pada bahasa dan sastra mendorongnya mempelajari banyak bahasa. Seniman multidimensi ini lahir di Makassar, dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di Semarang dan Solo.