"Buat apa jadi biarawati, Yos? Biarawati sudah banyak. Semua perempuan bisa jadi biarawati. Tapi hanya seorang gadis yang dapat menjadi istriku!". "Tuhan telah memanggilku, Anton. Dia datang lebih dulu darimu". "Tapi Tuhan juga bisa keliru, Yosi! Dia pasti keliru memanggilmu jadi biarawati". "Tuhan tak pernah keliru, Anton. Kesalahanku yang pertama adalah membiarkanmu jatuh cinta padaku". "Tapi cinta tak pernah salah, Yos! Buat apa kau jadi biarawati, kalau orang yang paling kaucintai masuk neraka?". Bagi Anton Rio Turangga, mahasiswa berandal yang punya benak sesuram masa depannya, bulan Desember berarti permainan yang mengasyikkan. Tapi permainan itu terhenti ketika ia bertemu dengan Maria Josephine Ambar Pratiwi, gadis yang betul-betul ingin dinikahinya, tapi yang memilih biara sebagai rumahnya...
Mira W lahir dan dibesarkan di Jakarta, menempuh dan menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakt, Jakarta. Sekarang bertugas di Universitas Prof.Dr.Moestopo sebagai staf pengajar merangkap dokter di Klinik Karyawan dan Mahasiswa. Mulai menulis cerpen di majalah-majalah ibukota seperti Femina, Kartini, Dewi, dan lain-lain sejak tahun 1975, dengan nama M.Wijaya. Cerpennya yang pertama berjudul Benteng Kasih, dimuat dalam majalah Femina tahun 1975. Menulis novel sejak tahun 1977, mula-mula dimuat sebagai cerber di majalah Dewi dengan judul Dokter Nona Friska, kemudian dibukukan dengan judul Kemilau Kemuning Senja dan pernah difilmkan dengan judul yang sama. Novelnya yang kedua berjudul Sepolos Cinta Dini, pernah dimuat sebagai cerber di harian Kompas tahun 1978, kemudian dibukukan oleh Gramedia. Istimewanya, hampir semua novelnya sudah difilmkan dan disinetronkan.