Penulis
A.A. Navis
Kategori
Buku
Fiksi

Format
Soft Cover (4)

Bahasa
Indonesia (4)

Hasil: 1 - 4 dari 4
GRIDLIST
1.
Jodoh oleh A.A. Navis
Soft Cover, Juli 2018
Stock tidak tersedia
Kumpulan cerpen jodoh ini berisi 10 cerpen A.A Navis yang tersebar di media cetak. Dua diantaranya merupakan pemenang sayembara. Cerpen Jodoh merupakan pemenang pertama Sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldomroep 1975. Cerpen Kawin memenangi hadiah majalah Femina tahun 1979. Tokoh- tokoh cerpen Navis banyak mengalami nasib tragis, seperti terlihat dalam sejumlah cerpennya dalam buku ini. Di satu pihak kita merasa kasihan pada tokoh - tokoh cerpen itu. Di lain pihak, kita ikut ...
2.
Bertanya Kerbau Pada Pedati oleh A.A. Navis
Soft Cover, Januari 2002
Stock tidak tersedia
Bisakah seekor kerbau bertanya kepada pedati kenapa ia harus terus menariknya melalui jalan yang mendaki? Mungkinkah Chairil Anwar, Stalin, Gandhi dan Marilyn Monroe ada dalam sebuah forum yang mendiskusikan tentang pendamaian dunia? Dapatkah seekor ayam berubah menjadi manusia? Bagaimana bisa sepotong kaus kaki menjadi ujung tombak sebuah demonstrasi?Jawabannya semua ada di kumpulan cerpen kaya A.A. Navis ini. Setiap cerpen disajikan dengan gaya bertutur yang memikat dan kaya akan metafora ...
3.
Saraswati oleh A.A. Navis
Soft Cover, Januari 2002
Stock tidak tersedia
Apa arti hidup di tengah-tengah manusia banyak kelak? Kenapa Tuhan menyediakan orang-orang cacat di tengah-tengah manusia lain yang tidak cacat? Apakah maksudNya? Apakah maksud Tuhan agar kami, orang-orang cacat, dijadikan sebagai contoh betapa dahsyat azabNya di akhirat kelak?Dan kenapa itu dilakukan Tuhan, padahal kami tak pernah melakukan kejahatan seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak cacat? ...
4.
Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis
Soft Cover, Januari 1986
Stock tidak tersedia
Dalam cerpen "Robohnya Surau Kami", berdialoglah Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah"kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain yang mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat ...