"Bukan kematian yang akan membebaskan seseorang dari kekangan apa pun; melainkan menjalani kehidupan dengan ikhlas, sabar, dan penuh rasa syukur yang akan membawa kebebasan pada orang itu."
Brutal, namun diselimuti keindahan adalah kata yang dapat menggambarkan novel ini. Novel yang menjadi juara dalam Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014.
Novel yang mengalami pergulatan dalam mempertanyakan Tuhan, cinta, dan arti kemanusiaan di zaman sekarang di mana mereka sudah begitu diperbudak oleh nafsu. Dengan apik sang penulis mengisahkannya dengan gaya metafora dan alegoris yang begitu memperkuat perkara yang ingin ditonjolkan.
Mengisahkan seseorang yang dulunya hidup bergelimang harta dan dipuja banyak orang, namun dunia seperti terbalik dan membuatnya jatuh miskin, dan terlupakan, terpuruk bahkan terhina sepeninggal ayahnya. Membuatnya hidup atas kuasa kebencian pada dunia dan Tuhan yang membuat menjadi seorang ateis. Bahkan, menjadi kanibal.
Apakah hidup akan selalu membuatnya merasa kelam meskipun indah juga pernah ia rasakan?