Di jantung Kalimantan terdapat seni wastra yang tak ternilai harganya, tenun doyo dan sulam tumpar. Tenun doyo unik karena dibuat dari serat daun doyo serta ditenun dengan teknik ikat. Sulam tumpar yang semarak dengan warna-warni cerah merupakan salah satu dari tiga teknik sulam asli Indonesia. Buku ini menyajikan keindahan tenun doyo dan sulam tumpar dari Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Proses kreatif buku ini mengantarkan penulis Syahmedi Dean dan fotografer Honda Tranggono berkunjung langsung ke sentra pengrajin dan penenun kain tenun doyo dan sulam tumpar di Tanjung Isuy dan Tebisaq. Mereka menyajikan keindahan tenun doyo dan sulam tumpar dalam penulisan yang informatif dan visualisasi fotografi yang indah, yang akan membuat lebih banyak orang mengenal dan menikmatinya.
Syahmedi Dean, seorang jurnalis bidang lifestyle, lahir di Medan tahun 1969, dan menamatkan kuliah S1 Jurusan Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 1995. Pengalaman jurnalistik pertamanya dialami tahun 1995 di harian The Examiner Newspaper untuk bidang kriminal, di kota kecil Launceston di Pulau Tasmania, Australia. Kemudian berturut-turut menjadi redaktur di Femina, Cosmopolitan Indonesia, Harpers Bazaar Indonesia, dan Dewi.Pernah menjadi penyiar di radio Unisi FM Yogyakarta dan magang sebagai staf produksi di Radio ABC juga di Launceston, Australia. Tahun 1995 mewakili Provinsi DI Yogyakarta untuk Australia-Indonesia Youth Exchange Programme. Sejak tahun 2001 sampai 2003 menjadi koordinator reportase spring/summer fashion week di Milan, Paris dan London untuk Femina Group. Sekarang Syahmedi Dean tinggal di Jakarta, menulis sequel kedua L.S.D.L.F