Tak semua perasaan itu harus diungkapkan. Ada kalanya dia disimpan di hati. Diresapi sendiri. Cukup bahagia hanya dengan melihat sosoknya. Senyum terkembang saat melihat tawanya. Lutut melemas saat dia menyapa. Tak semua rasa cinta itu harus diumbar ke dunia. Ada kalanya dia dipupuk dengan sabar. Dinikmati saat mekar. Namun, bagaimana jika yang membuatmu lemas saat dia tertawa bahagia karena orang lain, bukan karena dirimu? Saat rona merah pipinya bukan untukmu? Saat detak jantungnya yang berkejaran bukan karena berdekatan denganmu? Saat sosoknya tidak ada lagi untuk memuaskan matamu? Saat itu tiba, mungkin waktunya kamu menyesal, karena terlalu asyik menikmati cinta dalam diam.
DWITASARI adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Gadis berzodiak sagitarius ini sudah mulai menyukai dunia sastra sejak usia sepuluh tahun. Anak yang memilih jurusan IPA saat SMA ini, ternyata menjatuhkan hatinya pada jurusan Sastra Indonesia sebagai jurusan kuliahnya. Punya kegilaan yang mendalam dengan Kota Jogja. Hobinya membaca, menulis, dan menyanyi. Perempuan yang juga sering bergalau ria sampai pagi di akun Twitter @dwitasaridwita ini, sedang mencoba peruntungan di dunia tarik suara. Novel Jodoh akan Bertemu adalah novel pertama yang ditulis secara duet bersama pria yang bahkan belum ia temui. Dwitasari berharap novel ini akan jadi kejutan yang manis dan menyenangkan.