Saat ini, terdapat dua sikap yang ditampilkan masyarakat dalam memperlakukan agama, yang kedua-duanya justru membahayakan bagi agama itu sendiri. Sebagian menganggap agama tidak lagi relevan dengan rasionalitas zaman—karena apa yang ditawarkan agama sudah dapat dipenuhi oleh sains, kapitalisme, dan otoritas politik.
Sebaliknya, sebagian yang lain menjalankan agama dengan fanatisme berlebihan hingga agama menjelma menjadi doktrin yang dibarengi sikap kaku terhadap berbagai perubahan dunia, keras terhadap kehadiran (paham) orang lain, dan cenderung tertutup.
Buku ini, yang oleh penulis disebut sebagai bagian dari pengalaman keberagamaan/keberislaman seorang rakyat Indonesia, menjelaskan pentingnya agama sebagai jalan manusia yang secara fitrah ingin mencari Kebenaran Tertinggi. Buku ini juga menawarkan cara beragama secara benar dan terbuka terhadap kemajuan manusia yang terus berkembang.
Lahir di Magelang, Jawa Tengah, 18 Oktober 1953. Alumni pesantren modern Pabelan, Magelang (1969) dan pesantren al-Iman, Muntilan (1971). Menyelesaikan Sarjana Muda (BA) di bidang Pendidikan Islam (1977) dan Sarjana Lengkap (Drs.) di bidang Pendidikan Islam (1981) di IAIN Jakarta. Meraih doktor di bidang Filsafat Barat di Middle East Techical University, Ankara, Turkey (1990). Menulis di berbagai media massa. Dosen pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN Jakarta (sejak 1990); dosen pada Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia (sejak 1992); dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara (sejak 1993). Selain sebagai dosen, ia juga sebagai Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur`an (sejak 1991); Dewan Redaksi jurnal Studia Islamika (sejak 1994); Dewan Editor dalam penulisan Encylopedia of Islamic World; dan Direktur pada Pusat Kajian Pengembangan Islam Kontemporer, IAIN Jakarta (sejak 1995). Sejak tahun 1990, ia merupakan salah satu peneliti dan dosen tetap Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta