"Gempa susulan!" sebuah suara berteriak. Seseorang mulai menjerit. Seseorang yang lain menangis. Seorang pria mulai berdoa lirih, "Tuhan, biarkan berakhir, biarkan berakhir dengan cepat!" Uma bertanya-tanya, Apakah gerangan yang diinginkan pria itu agar berakhir? Gempa bumi, keterkungkungan ini, atau nyawa mereka? Tunggu sebentar, Uma ingin protes. Aku belum menceritakan kisahku.
Sembilan orang terjebak dalam sebuah kantor permohonan visa saat terjadi gempa dahsyat. Hampir 12 jam berlalu sejak gempa terjadi, pertolongan tak kunjung datang. Listrik mati, langit-langit runtuh, air mulai merambat naik, dan di mana-mana ada mayat yang mulai mengambang. Rasa takut pun semakin kuat mencengkeram hati. Sebagai pengalih perhatian sementara, kesembilan orang itu mulai berkumpul dan saling berkisah. Masing-masing menceritakan satu momen penting dalam hidup mereka. Kisah yang bisa menggerakkan hati mereka dan menumbuhkan semangat baru untuk tetap bertahan. Satu kisah yang menakjubkan, yang ternyata akan mengubah hidup mereka selamanya.
Lahir di Calcutta, India. Pada usia sembilan belas tahun ia pindah ke Amerika Serikat untuk melanjutkan sekolah. Tahun 1976 ia kuliah S2 Bahasa Inggris di Wright State University, Ohio, dan setelah itu melanjutkannya dengan kuliah S3 di University of California di Berkeley. Chitra Divakaruni saat ini bekerja sebagai dosen penulisan kreatif dan bahasa Inggris di University of Houston.Ia juga menjadi ketua MAITRI, lembaga bantuan untuk wanita-wanita Asia Selatan. Tahun 1995, kumpulan cerita pendeknya, Arranged Marriage, memperoleh penghargaan PEN Oakland Josephine Miles Prize for Fiction, Bay Area Book Reviewers Award for Fiction, dan American Book Award dari Before Columbus Foundation. Ia juga menerima 1994 Santa Clara Arts Council Award for Fiction dan 1994 Wallace Alexander Gerhode Foundation Poetry Award.