Adinda putus dengan pacarnya. Kini tak ada lagi Rangga yang biasa mengantar jemput. Tiap pagi Adinda harus naik kereta dari Bogor ke kantornya di Jakarta. Harinya berawal dengan teriakan pedagang asongan, sampah yang bertebaran di peron, para penumpang yang berkeringat dan tergesa, bahkan aksi copet. Masa lalu pun kerap memberatkan langkah.
Ryan "anak kereta" sejati, bersahabat dengan para pedagang kios di sepanjang peron. Bertahun-tahun dia pulang-pergi Bogor-Jakarta naik kereta. Di balik beban kerja yang menyibukkan, ada kesepian yang sulit terobati, apalagi ketika seorang sahabat meninggal.
Tiap pagi mereka menunggu kereta di peron yang kadang berbeda. Tapi jalur mereka yang sama memungkinkan langkah dan hati mereka bertautan. Stasiun jadi saksinya.
Pertama kali baca ceritanya aku rada ngga ngerti karna ada dua kisah yang berbeda ,
Tapi endingnya keren sih karna akhirnya mereka ternyata saling jatuh cinta .
Jadi kalau penulis lain ambil satu sisi kehidungan di pemeran utamanya doang ini dia ambil dua latar belakang dan kehidupan yang berbeda .
Belum lagi kita dapat banyak pesan moral juga dengan adanya tokoh tokoh figuran yang menginspirasi
Kerennnn dan aku beli bukunya pun di bukabuku.com