SHOCKING!!!Hanya satu kata ini yang tepat untuk mengomentari kumpulan cerpen terbaru karya Djenar Maesa Ayu. Karya-karyanya yang berani membuat penulis perempuan ini sering dimaki sekaligus dicintai. Cerpen-cerpennya telah tersebar di berbagai media massa Indonesia seperti Kompas, Republika, majalah Cosmopolitan, Lampung Post, majalah Djakarta!.Buku pertamanya yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! telah dicetak ulang beberapa kali. Cerpennya "Waktu Nayla" menyabet predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003. Sementara cerpen "Menyusu Ayah" menjadi Cerpen Terbaik 2003 versi majalah Jurnal Perempuan. Hampir semua tulisan Djenar menyingkap sisi kehidupan yang ditabukan oleh masyarakat kita. Pembaca yang baru mengenalnya akan terusik, bisa jadi merasa tertampar oleh cerpen-cerpen yang disajikannya dengan gaya pengucapan ekperimental dan inovatif.Djenar Maesa Ayu mungkin hanya sekadar menyodorkan cermin kepada pembacanya. Cermin yang jujur dan menampakkan apa yang terjadi di hadapannya. Cermin yang selama ini terlarang untuk ditatap, mungkin....
Ibu dari Banyu Bening dan Btari Maharani ini lahir di Jakarta, 14 Januari 1973.Cerpen-cerpennya telah tersebar di berbagai media massa Indonesia seperti Kompas, the Jakarta Post, Republika, Koran Tempo, majalah Cosmopolitan, dan Lampung Post. Buku pertama Djenar yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! telah cetak ulang 8 kali dan masuk dalam nominasi 10 besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003, selain juga akan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Saat ini cerpen dengan judul yang sama sedang dalam proses pembuatan ke layar lebar. Cerpen Waktu Nayla menyabet predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003, yang dibukukan bersama cerpen Asmoro dalam antologi cerpen pilihan Kompas itu. Sementara cerpen Menyusu Ayah menjadi Cerpen Terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan dan diterjemahkan oleh Richard Oh ke dalam bahasa Inggris dengan judul Suckling Father untuk dimuat kembali dalam Jurnal Perempuan versi bahasa Inggris, edisi kolaborasi karya terbaik Jurnal Perempuan.Buku keduanya, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) juga meraih sukses dan cetak ulang kedua hanya dua hari setelah buku itu diluncurkan pada bulan Februari 2005. Kumpulan cerpen berhasil ini meraih penghargaan 5 besar Khatulistiwa Literary Award 2004.Nayla adalah novel pertama Djenar yang juga diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Belum genap setahun, buku kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) karya Djenar Maesa Ayu sudah mengalami cetak ulang keempat sejak diterbitkan pertama kali pada Januari 2004. Ini termasuk sesuatu yang luar biasa dalam penerbitan buku di Indonesia karena bisa mengalahkan buku pelajaran dalam hal cetak ulang. Di sampul halaman depan buku ini tercantum sebuah catatan singkat, “untuk pembaca dewasa”.
Catatan itu mengingatkan kita pada peringatan yang menempel pada bungkus rokok bahwa “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”. Peringatan yang terkesan “mulia” itu dilakukan dengan sadar oleh produsen rokok sekaligus tetap berharap rokoknya terus dibeli oleh masyarakat. Sebuah paradoks yang sangat menggelikan, namun terus bergulir di dalam masyarakat kita hingga sekarang. Fakta ini menunjukkan bahwa peraturan atau peringatan kesehatan tidak terlalu diperhatikan atau tidak ditaati di negeri ini.
Demikian pula catatan kecil di sampul buku Djenar Maesa Ayu, “untuk pembaca dewasa”, bisa jadi merangsang pembaca yang belum dewasa untuk segera dewasa. Akibatnya, buku itu akan laku di pasar dan akan terus dicetak ulang karena sangat menguntungkan penerbit dan penulisnya. Apakah ini menandakan bahwa buku sastra untuk “pembaca dewasa” akan mendongkrak angka penjualan buku sastra? Setidaknya Gramedia telah membuktikan dan memeloporinya.
Buku terbaru Djenar ini seperti buku pertamanya, Mereka ... Baca Selengkapnya