Banyak pelukis sejak abad ke-19 melukis kehidupan di Boulevard de Clichy. Termasuk Van Gogh, Bonnard, Cezanne, Pissaro, Renoir, Seurat, Severini, Signac.Apa yang menarik dari nama jalanan di Paris ini?Di situ, dalam novel ini, ada Anugrahati, panggilannya Nunuk, penyanyi dan penari telanjang yang dijuluki Meteore de Java. Dia terbuang namun tak menyerah, terlaknati namun terberkati. Cinta dan tanggungjawab pada kehidupan membuatnya kokoh.Demikian teladan seorang wanita yang ibu kontemporer dalam potret manusia - manusia Indonesia setelah tumbangnya Orde Baru. Ditulis menurut realitas dengan pelbagai kemungkinan oleh pengarang mbeling Remy Sylado, yang pada tahun 2005 memperoleh anugrah Satya Lencana Kebudayaan oleh negara RI atas kepeloporannya di bidang sastra.Karya-karya Remy Sylado yang sudah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama adalah Kembang Jepun, Sam Po Kong, Kerygma dan Martyria. Selain novelis dan penyair ia juga pelukis, pemusik, aktor, dan sutradara.
Alif Danya Munsyi alias Remy Sylado alias entah siapa lagi, yang nama aslinya Yapi Tambayong, banyak menulis puisi, cerpen, novel, drama, esai, kolom, kiritik, skenario, serta buku-buku tentang musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Ia pernah bekerja sebagai wartawan harian dan majalah di Semarang, Bandung dan Jakarta. Perhatiannya pada bahasa dan sastra mendorongnya mempelajari banyak bahasa. Seniman multidimensi ini lahir di Makassar, dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di Semarang dan Solo.