Novel ini mantap! Tere-Liye sangat piawai menulis dengan hati dan berkisah tentang kebaikan tanpa perlu menggurui. Enak dibaca dan perlu menjadi bahan renungan orang tua masa kini,
- Ni'am Masykuri, Editor in Chief Majaiah Parents Guide & Hipoo
Yang menyenangkan dari membaca cerita Tere-Liye adalah permbaca disuguhkan twist yang tak terduga. Penggambaran detail dari penulisnya mampu membawa pembaca masuk ke dalam cerita, seolah mengalaminya sendiri.
- Sony Gaokasak, Sutradara Film "Hafalan Shalat Delisa"
Saya ingin menjadi ibu seperti Mamak-nya Burlian, meski saya tidak ingin Mamak menyobek kupon lembaran SDSB. Saya juga tidak ingin Ahmad meninggal. Novel ini memotivasi kita untuk bermimpi dan terus menjulangkan cita-cita. Sangat menarik dan tidak bersifat kampanye, cara Tere menjejali kita dengan masalah lingkungan. Dia adalah duta lingkungan, meski tanpa pin ataupun lencana.
- Ratih Sanggarwaty, top model era 90-an, penulis, penceramah
Membaca buku ini sungguh menyentuh. Mengisahkan pengalaman-pengalaman indah masa kecil dan remaja yang penuh romantika. Ada cerita tentang kenakalan anak-anak, kreativitas, persahabatan, keberanian, perjuangan hidup sampai kisah cinta yang manis. Sungguh membuat hati kita bisa menjadi semakin jernih.
- Kak Seto, Ketua Komnas Anak
Darwis atau yang lebih dikenal dengan “Tere Liye” lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia lahir pada tanggal 21 mei 1979. Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai.
Seperti di sebutkan di atas, Tere Liye tumbuh di Sumatera Pedalaman. Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini sampai saat ini telah menghasilkan 14 karya. Bahkan beberapa di antaranya telah di angkat ke layar lebar. Berdasarkan email yang di jadikan sarana komunikasi dengan para penggemarnya yaitu darwisdarwis@yahoo.com.
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai SMP di SDN2 dan SMN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 bandar lampung. Setelah selesai di Bandar lampung, ia meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi.
Dari karya-karyanya Tere Liye ingin membagi pemahaman bahwa sebetulnya hidup ini tidaklah rumit seperti yang sering terpikir oleh kabanyakan orang. Hidup adalah anugerah yang Kuasa dan karena anugerah berarti harus di syukuri.