Pada abad ke-10, Jepang Timur yang dianggap primitif menjadi terkenal oleh ulah Taira no Masakado; anak seorang penguasa Shimosa yang sempat menjadi pelayan selama belasan tahun di Ibukota.
Bermula saat ditolong seorang gadis anak pembuat baju zirah, Masakado yang pernah patah hati kini jatuh cinta lagi. Dia berhasil merebut hati dan mempersunting gadis yang menjadi rebutan para pemuda. Namun, kebahagiaannya terusik oleh kecemburuan dan dengki yang membuat dirinya diserang para daimyo dan pamannya.
Persoalan kian rumit saat orang-orang mengangkat Masakado sebagai Kaisar baru sehingga istana kekaisaran pun gempar dan langsung turun tangan.
Inilah kisah perjalanan hidup the first samurai yang lugu, setia dan cinta damai namun dipaksa berperang untuk mempertahankan wilayah dan kehormatannya. Seorang tokoh samurai yang dikagumi oleh Miyamoto Musashi, dan Minamoto no Yoritomo.
Keunggulan buku ini:
v Buku ini ditulis oleh Eiji Yoshikawa, seorang penulis buku Musashi danTaiko.
v Tokoh Taira no Masakado yang cukup prominen, dan sangat menarik untuk dibaca riwayat hidupnya.
v Alur ceritanyamenarik, penuh dengan nilaimoraldan membuat kita serasa dekat dan hidup bersama Taira no Masakado.
v Dummy buku ini telah dibaca oleh para peresensi ternama seperti: Benni Setiawan, Nur Mursidi, dll dan redaksi buku di Majalah Gatra, Media Indonesia, dll.
Nama aslinya Hidetsugu Yoshikawa, lahir pada tahun 1892 di dekat Tokyo. Ia berasal dari keluarga samurai miskin. Kesulitan keuangan dalam keluarganya menyebabkan Yoshikawa terhenti sekolah di SD. Ia lalu bekerja macam-macam untuk bisa hidup, termasuk bekerja di galangan kapal. Usia 19 tahun ia pindah keTokyo dan mulai menulis senryu atau haiku lucu. Haiku ialah puisi pendek khas Jepang yang sangat indah. Sesudah dua tahun menjadi reporter di Maonichi Shimbun, ia memantapkan diri menjadi novelis profesional. Berbagai jenis novel ditulisnya : humor, thriller, roman. Tidak jarang ia menulis sekaligus tiga novel. Semuanya ditulis menggunakan nama samaran, sebelumnya akhirnya ia memutuskan memakai nama samaran Eiji. Sejak tahun 1930, terjadi perubahan pada gaya penulisannya. Ia mengekspresikan pandangan-pandangan zamannya dengan setting masa lampau atau sejarah. Selama perang dengan Cina, ia menulis laporan-laporan perjalanan. Dan sementara itu ia menyelesaikan terjemahan/adaptasi kisah populer Cina, Kisah tentang Tiga Kerajaan. Sampai saat meninggalkannya pada tahun 1962, Eiji Yoshikawa menjadi salah satu novelis terkenal dan paling disukai di Jepang.
Eiji Yoshikawa memang selalu mampu menggunakan bahasa yang ringan dalam menulis buku-bukunya yang penuh dengan muatan sejarah. Kisah Taira No Masakado adalah kisah yang mewakili kehidupan seorang pemimpin yang penuh dengan kegalauan.
Masakado sendiri awalnya hanyalah seorang pemuda lugu yang dipermainkan oleh takdir dan orang-orang di sekitarnya. Dia tak menyadari betapa darah yang mengalir di dalam tubuhnya begitu memiliki potensi mengendalikan kehidupan banyak orang.
Dan ketika saatnya tiba ia diangkat menjadi pemimpin, tanpa maksud jahat ia berusaha memenuhi keinginan para bawahannya meski di mata beberapa orang dirinya tetap salah.
Inilah salah satu contoh kebudayaan Jepang yang harus bangsa ini tiru, kepercayaan terhadap seorang pemimpin. Karena tak pernah ada kebijakan yang sempurna, selalu ada sisi negatif dari setiap keputusan manusia.