Ketersediaan | : | Stock tidak tersedia |
Format | : | Soft Cover |
ISBN | : | 6022912067 |
ISBN13 | : | 9786022912064 |
Tanggal Terbit | : | 3 Mei 2016 |
Bahasa | : | Indonesia |
Penerbit | : | Bentang Pustaka |
Halaman | : | 204 |
Dimensi | : | 130 mm x 205 mm |
Di manakah letak kita, para rakyat kecil yang tak berdaya ini?
Di koran, di televisi, mereka semua berbicara dengan gagah dan patriotik. Namun, fokus pembicaraan mereka kebanyakan tentang tema-tema “pembagian kekuasaan” atau “perebutan kekuasaan”. Hampir tak ada yang kita rasakan hatinya mencintai kita, yang memfokuskan perhatiannya pada apakah kita akan kelaparan atau tidak.
***
Mei 1998 merupakan tonggak penting bagi perubahan nasib bangsa Indonesia. Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden setelah 32 tahun berkuasa. Sebagai pemimpin, Soeharto terlalu ditakuti sehingga tak seorang pun mampu mendebatnya. Negara macam apa yang tetap mempertahankan ketakutan rakyat terhadap pemimpinnya?
Buku ini merekam upaya-upaya dan dialog yang dilakukan Emha Ainun Nadjib dan para tokoh reformis lainnya dengan pemerintah dalam membuka jalan menuju Indonesia yang lebih demokratis. Tak hanya sekadar menurunkan Soeharto dari posisi puncaknya, buku ini juga menjadi catatan sejarah bagi silang sengkarutnya kondisi Indonesia ketika perebutan kekuasaan pasca-reformasi terjadi. Ketika sosok-sosok yang awalnya disebut pahlawan, berbalik ingkar secara mengejutkan saat berhadapan dengan kekuasaan.