Ada harga yang harus dibayar dalam setiap pilihan, pada setiap keputusan. Sering kali bukan cuma oleh diri sendiri. Bukan hanya untuk saat ini, namun hingga sepanjang usia. Perempuan-perempuan yang mengambil peran istri kedua—meski sebagian menjalaninya untuk memenuhi jalan takdir tanpa cela, namun tak semua menyadari, betapa tidak mudah memainkan peran ini. Untaian tulisan dalam buku ini menghadirkan ragam rekaman kisah sejati. Tak ada maksud menghakimi selain berharap menjadi media pembelajaran bagi berbagai pihak, termasuk yang sedang dalam dilema menjadi istri kedua dan mungkin para suami yang bermaksud berpoligami. Lalu, siapakah yang pantas dibela? Duka ananda di kemudian hari, bisakah kita obati? Tarik napas dalam, dan bersiaplah. Lembaran-lembaran di buku ini akan menghadirkan cerita pahit, manis, sampai ‘horor’ yang mungkin tak pernah kamu bayangkan.
Asma Nadia adalah nama pena Asmarani Rosalba yang lahir di Jakarta tahun 1972 dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susianti. Setelah lulus dari SMU 1 Budi Utomo, Jakarta, ia mulai aktif mengirimkan tulisannya ke majalah-majalah Islam, selain tetap aktif menulis lagu yang sebagian bisa ditemukan di album Bestari I (1996), Bestari II (1997 ), dan Bestari III (2003), Snada The Presentation, Air Mata Bosnia (Snada), Cinta Ilahi (Snada), dan Kaca Diri.Kini ibu dari dua orang anak: Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus ini adalah Ketua Yayasan Lingkar Pena, manager Lingkar Pena Publishing House, dan Ketua I Forum Lingkar Pena