Josefina Aznan tidak mengetahui bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga di Lawang, sampai paman dan bibinya yang sudah tak pernah dilihatnya selama belasan tahun tiba-tiba muncul mencarinya. Itulah awal munculnya intrik dan pembunuhan di kota kecil yang berhawa sejuk itu.
Baru tiga hari Josefina di sana, dia sudah dituduh membunuh seorang laki-laki tua, bekas tukang kebun kakeknya, karena dianggap dia ingin mengambil kembali cincin paman angkatnya yang telah dicuri si tukang kebun tiga puluhan tahun yang lalu. Tapi sebelum polisi berhasil membuktikannya, jatuh korban berikutnya, dan berikutnya. Semua korban ternyata orang-orang yang sudah tua. Siapakah si pembunuh ini, yang berkeliaran membunuh orang-orang tua itu, dan mengapa? Apakah itu ada kaitannya dengan cincin Hartono yang hilang?
Kapten Polisi Kosasih dan rekannya Gozali kali ini harus berlomba dengan si pembunuh. Mereka sudah kecurian tiga langkah, berhasilkah mereka menangkapnya atau akan jatuh korban yang keempat?
Berawal dari menerjemahkan novel-novel Agatha Christie, S.MAra Gd mulai menulis novel pertamanya, Misteri Dian yang Padam. Pada tahun 1984 (diterbitkan tahun 1985). Tokoh yang diciptakannya adalah seorang kapten polisi bernama Kosasih dan sahabatnya yang punya latar belakang hitam, Gozali. Sejak itu novel-novel tentang petualangan dua serangkai, Kosasih dan Gozali, dalam melacak para kriminal mengalir terus. S. Mara Gd memadukan logika dan humor dalam bahasa sehari-hari yang menarik, di sana-sini diwarnai oleh dialog Suroboyo-an. Lokasi ceritanya umumnya mengambil tempat di Surabaya dan sekitarnya.Email: smaragd84@yahoo.com