Kupaksa untuk membunuh kisah-kisah itu dari kepalaku. Kubiarkan diriku tenggelam dalam rasa sakit yang terlalu pedih. Kubilang pada diriku semua akan baik-baik saja, meski tak ada yang pernah baik-baik saja di dunia. Aku telah berbohong kepada diriku sendiri berkali-kali. Aku menutupi rasa sakit itu sendiri. Kini, kisah itu menjelma dalam wajah-wajah baru. Sesuatu yang kubunuh paksa itu sungguh tak pernah benar-benar mati. Aku melupakan satu hal; segala yang pernah ada dalam ingatan, mungkin hanya bisa disamarkan, tapi tidak pernah mampu dipadamkan.
Boy Candra lahir dan besar di Sumatera Barat. Pernah kuliah di jurusan Administrasi Pendidikan, Universitas Negeri Padang. Aktif di organisasi komunikasi dan radio di kampus (UKKPK UNP). Menulis rutin di blog
rasalelaki.blogspot.com. Aktif menulis sejak tahun 2011 Selain ingin terus menulis novel dan buku fiksi lainnya. Juga punya cita-cita menerbitkan buku puisi. Sehari-sehari bisa ditemui berkeliaran di akun-akun sosial media miliknya:
- Twitter : @dsuperboy
- Instagram : @boycandra
- Email : email.boycandra@gmail.com
Buku yang sudah terbit: Origami Hati (2013), Setelah Hujan Reda (2014), Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang (2015), Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai (2015).