Apakah sebenarnya yang kuketahui dalam hidup ini? Perkawinanku pun tidak mengajariku banyak hal. Hanya dari buku-buku aku membacanya. Sampai kemudian datang saatnya, ketika kuketahui suamiku tidak setia terhadapku. Tak dapat kuingat perasaan yang kutanggung pada waktu itu. Cemburu? Aku tidak tahu, apakah itu dapat dikatakan cemburu. Itu adalah semacam cubitan yang menggugah, yang membangunkan dari rasa mengantuk. Sakit, tapi hanya sedetik dan seketika itu. Yang menyusul kemudian adalah penyesalan yang hampir mendekati kemarahan karena dicubit dan dibangunkan.
La Barka berisi catatan harian Rina, perempuan Indonesia yang menikah dengan lelaki Prancis. Nyatanya, keluarga yang diidam-idamkan tak juga dimiliki. Dalam proses perceraian, Rina pergi ke Provence, Prancis Selatan. Dia tinggal di La Barka, rumah Monique, sahabatnya. Di sana, Rina tak hanya mencurahkan semua kegundahan, tetapi juga menangkap kisah perempuan-perempuan yang dia temui di La Barka. Tak luput, Robert, lelaki terpelajar yang hampir 10 tahun lebih muda yang menyukai pesona ketimuran Rina. Kisah-kisah di La Barka tak bisa dianggap sekadar lalu, ada suara pilu perempuan yang sering dianggap tabu.
Nh Dini lahir tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Setamat SMA bagian Sastra (1959), ia mengikuti kursus Pramugari Darat GIA Jakarta (1956), dan terakhir mengikuti kursus B-1 Jurusan Sejarah (1957). Nh.Dini mulai menulis sejak tahun 1951. Pada tahun 1953 cerpen-cerpennya mulai dimuat di majalah Kisah, Mimbar Indonesia, dan Siasat. Selain menulis cerpen, Dini juga menulis sajak dan sandiwara radio, serta novel. Berbagai penghargaan telah diterimanya, antara lain pemenang Lomba Penulisan Naskah Skenario untuk sandiwara radio se-Jawa Tengah (1955), mendapat hadiah pertama untuk Lomba Penulisan Cerita Pendek dalam Bahasa Prancis se-Indonesia untuk cerpennya Sarang Ikan di Teluk Jakarta (1988). Pada tahun 1989 ia mendapat Hadiah Seni dari Kementerian PdanK untuk bidang Sastra. Pada tahun 1991 Dini kembali memperoleh Piagam Penghargaan Upapradana dari Pemda TK I Jawa Tengah. Selain terus berkarya, Dini juga sibuk menerima undangan-undangan ceramah mengenai sastra dan budaya di dalam dan luar negeri. Selain itu, ia juga mengelola sebuah taman bacaan untuk remaja dan anak-anak di Semarang, yang kegiatannya mencakup latihan Bahasa Indonesia dan diskusi.