"Saya menikah bulan Rajab lalu. Apakah sekedar cumbu rayu, ciuman, atau berdekapan dapat juga membatalkan puasa?"
"Cumbu-cium dan berdekap tidak membatalkan puasa. Tetapi untuk pengantin baru, dianjurkan untuk menghindarinya, khawatir telanjur basah atau bersebadan."
Itulah cuplikan tanya-jawab dengan Prof Dr Quraish Shihab yang dimuat di halaman belakang Harian Republika setiap bulan Ramadhan sejak lima tahun terakhir ini. Pertanyaan pembaca macam-macam: dari masalah seks, zakat untuk adik atau kakak, berbohong ketika puasa, hingga pasang susuk. Dan jawaban Dr Quraish pendek-pendek dan langsung mengenai sasaran.
Tanya-jawab di sekitar masalah itu kini bisa Anda dapatkan di buku ini. Dengan membacanya, Anda akan dipandu untuk bisa 'menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik dan benar'
Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan.[1] Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi tersebut: UMI 1959 - 1965 dan IAIN 1972 - 1977.