Al-Qur'an adalah kitab kehidupan. Pedoman bagi siapa saja yang menginginkan petunjuk jalan yang benar. Tak ada keraguan di dalamnya. Membumikan nilai-nilai yang dikandung al-Qur'an adalah kewajiban setiap Muslim, laki-laki dan perempuan, pada level individual maupun sosial. Persoalannya, bagaimana kita bisa memahami nilai-nilai al-Qur'an pada satu pihak dan membumikannya dalam kehidupan pada pihak lain?
Buku ini merupakan upaya penulis untuk menangguk pesan yang dapat diraihnya dari kedalaman dan keluasan al-Qur'an. Di dalamnya dibicarakan aneka persoalan yang tentunya ditilik dari sudut pandang al-Qur'an. Dengan gaya bahasa yang renyah, pelbagai persoalan dikupas dalam penuturan yang memikat dan mudah dipahami. Aktualitas al-Qur'an digemakan kembali di tengah problem yang mengimpit umat. Betapa kita dibawa pada satu kesimpulan bahwa al-Qur'an adalah pedoman kehidupan yang pesan-pesannya tak aus digerus zaman.
Ditulis oleh ahli tafsir terkemuka, buku Membumikan al-Qur'an Jilid 2 ini merangkum makalah- makalah pilihan dari sekian banyak makalah yang penulis sampaikan dalam berbagai forum, sejak sesudah terbitnya jilid pertama dari Membumikan Al-Qur'an (1992) hingga Oktober 2010. Banyak gagasan yang pernah disampaikan penulis dalam Membumikan Al-Qur'an jilid pertama diangkat kembali dalam buku ini dengan sudut pandang baru dan pembahasan yang lebih mendalam. Tak berlebihan kiranya jika buku ini diberi judul Membumikan Al-Qur'an Jilid 2 karena ia pada dasarnya lanjutan dari buku pertama.
Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan.[1] Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi tersebut: UMI 1959 - 1965 dan IAIN 1972 - 1977.