Buku ini berkeinginan mengajak para pembacanya untuk hidup bersama Al-Quran atau berperilaku dalam naungan cahaya (nûr) Allah Swt. Sebagaimana karya-karya best-seller pengarang buku ini--seperti Lentera Hati, "Membumikan" Al-Quran, dan Wawasan Al-Quran--yang "bercahaya", buku Secercah Cahaya Ilahi ini ditulis dan dikemas secara efektif untuk menyamai kesuksesan buku-buku sebelumnya tersebut.
Keunikan buku ini terletak di antara keistimewaan buku Lentera Hati dan Wawasan Al-Quran. Topik-topiknya dikembangkan lebih dalam dan luas ketimbang Lentera Hati dan gaya penulisannya disajikan secara mengalir dan enak sebagaimana Lentera Hati, namun pembahasannya tidak sepelik buku Wawasan Al-Quran. Menikmati buku ini bagaikan menikmati sebuah hidangan yang membangkitkan selera karena diberi "bumbu"--seperti aktualitas masalah, penekanan pada problem sosial yang lebih banyak, dan kekayaan ilustrasi yang tepat-mengena--yang amat bervariasi.
Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan.[1] Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi tersebut: UMI 1959 - 1965 dan IAIN 1972 - 1977.