Bagaimana Al-Qur'an menjelaskan tentang kematian? Bagaimana pula Al-Qur'an memberikan pemahaman kepada kita tentang dosa, hari akhir, dan neraka? apa yang dibicarakan Al-Qur'an tentang seni, makanan, dan pakaian? Apa pula anjuran Al-Qur'an berkaitan dengan sikap dan tindakan kita dalam menjalin ukhuwah, silaturrahim dan berdagang?
Buku ini mengungkapkan lebih dari tiga puluh topik menarik yang dibahas melalui perspektif Al-Qur'an oleh mufasir ternama Indonesia ini.
Dengan menggunakan metode tafsir maudhu'i sang musafir memilih topik tertentu kemudian menghimpun ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan topik tersebut Dr. Quraish Shihab, M.A. berusaha mengundang Al-Qur'an untuk berbicara secara langsung mengenai problem yang dihadapi dan dialami masyarakat. Inilah buku ketiga Quraish Shihab setelah mencatat sukses lewat "membumikan" Al-Qur'an (1992) dan Lentera Hati (1994) yang tidak diragukan lagi memperhatikan kepiawaiannya menafsirkan Al-Qur'an.
Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan.[1] Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi tersebut: UMI 1959 - 1965 dan IAIN 1972 - 1977.