Tujuh tahun setelah perpisahannya dengan Martin, Monik terdampar di Eropa ke dalam jaring cinta Pierre Jouvray. Sesaat dia terlena, ingin melupakan dan menerima. Namun selalu dan selalu dalam hati namanya masih bergema. Martin!
*****
Seperti karya-karya lainnya, Setangkai Edelweiss membuktikan kepiawaian Marga T dalam merangkai kata menjadi sebuah cerita yang indah dan menarik. Tiap kisah dan peristiwa dalam buku ini terjalin erat dan saling menyatu, menggambarkan perjuangan Monik mencari cinta abadinya pada Martin yang tak pernah lekang oleh waktu maupun jarak.
Ber-setting di era tahun 70-an, kisah cinta dramatis ini adalah mahakarya Marga T yang tidak boleh dilewatkan. Kekayaan cerita mengenai cinta abadi adalah sesuatu yang selalu bisa dinikmati, tanpa mengenal waktu. —Yanti Rahardjo, pengarang novel remaja
Martin adalah sepotong bara yang tak mau padam, sebatang lilin yang terus bernyala di hati Monik. Martin yang tenang dengan cintanya yang lebih dalam dari laut, lebih tinggi dari gunung...
Sebentuk bacaan yang lengkap: alur cerita yang bagus, gaya bertutur yang memikat, dengan tambahan pengetahuan kedokteran dan kebudayaan yang dapat memperkaya jiwa. Bacaan yang tetap mengasyikkan walau waktu novel dengan waktu kini, terbentang jauh. —Ai, penggemar dan pengagum Marga T
Pada awal tahun tujuh puluhan, saat masyarakat kita haus akan novel hiburan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, bertiuplah angin baru dalam dunia novel kita, Karmila. Novel yang ditulis oleh Marga T yang saat itu masih mahasiswi kedokteran dan terbit pada bulan Desember 1973 itu langsung meledak dan mengalami cetak ulang berkali-kali. Diilhamkan oleh sukses Karmila ini, banyak penulis lain yang kemudian mengikuti jejak Marga T, menulis novel-novel manis. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, tulisan Marga T yang kini dokter merangkap ibu rumah tangga semakin bervariasi. Tidak hanya kisah-kisah cinta yang manis, tetapi juga novel detektif, spionase, dan bahkan cerita satire. Tetapi apa pun bentuk tulisannya, semuanya tetap memperlihatkan kebolehan Marga T. sebagai juru cerita yang lihai.